Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Berebut Kursi Panas Istana Jilid II

16 April 2019   02:14 Diperbarui: 16 April 2019   02:23 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kartun.inilah.com

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden sebentar lagi akan ditentukan melalui coblosan di bilik-bilik suara di tempat pemungutan suara (TPS). Rakyat Indonesia akan mempunyai pemimpin baru. Hanya ada dua pilihan yakni Presiden Jokowi atau Prabowo Subianto. Pilihan rakyat dan ketetapan Tuhan yang akan mengantarkan salah satu capres menuju kursi Istana jilid II.

Rakyat yang berhak untuk menentukan siapa yang akan menjadi Presiden Indonesia pada lima tahun berikutnya. Presiden Indonesia begitu istimewa karena menjadi kepala negara dan sekaligus sebagai kepala pemerintahan. 

Hal ini sesuai dengan sistem pemerintahan presidensial. Presiden tidak hanya sebagai simbol negara. Namun Presiden juga berhak untuk membentuk kabinet dalam pemerintahan. Sehingga Presiden juga berkewajiban untuk memilih Menteri untuk memimpin di lembaga-lembaga pemeintahan.

Hak pilih rakyat harus di pakai pada saat hari-h pencoblosan. Jangan sampai kita berfikiran suara kita tidak berpengaruh terhadap hasil pemilu. Bayangkan apabila banyak rakyat yang berpikiran seperti itu maka otomatis akan banyak suara yang menjadi golongan putih (golput). 

Pemenangnya bisa jadi kursi kosong. Tentu hal ini akan menambah rumit pilpres tahun ini. Hal ini bisa menyebabkan diadakannya pemilihan ulang lagi yang pastinya membutuhkan biaya yang besar. Dampaknya akan membebani anggaran biaya pembelanjaan negara (APBN). 

Apabila kita belum punya pilihan Presiden pada hari Rabu, tanggal 17 April 2019. Jangan malu untuk meminta pertimbangan kepada keluarga, seperti : ayah, ibu, dan saudara kita. Meskipun dalam satu keluarga ada perbedaan pilihan. Hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan. Karena sebagai wujud demokrasi di lingkungan keluarga. Saat kita berdiskusi kepada mereka. Kita akan mendapatkan pengetahuan baru mengenai keunggulan dan kelemahan masing-masing kandidat calon Presiden.

Jokowi adalah Kita

Jokowi merupakan sosok pemimpin sederhana. Paras wajahnya begitu khas yakni wajah pribumi. Berbaju putih dengan kain lengan panjangnya yang dijinjing dan bercelana hitam. Tutur katanya yang sederhana dan tidak berlebihan. Selain itu ada sisi humoris pada diri beliau. Keluarganya terlihat begitu harmonis dimata publik.

Jokowi bukan seorang ketua partai politik. Saat beliau maju pada pilpres 2014 karena dorongan dari rakyat. Ketua umum partai PDI-Perjuangan yakni Megawati Soekarno Putri melihat kans yang besar untuk menang jika Jokowi maju pada pilpres tahun itu. Jokowi yang saat itu menjadi Gubernur DKI Jakarta menerima mandat langsung dari Megawati untuk maju sebagai capres dari partai PDI-Perjuangan.

Suara rakyat pada pilpres tahun 2014 menunjukkan kemenangan Jokowi dari rivalnya Prabowo Subianto. Presiden Jokowi di lantik bersama wakil Presiden Jusuf Kalla pada bulan Oktober tahun 2014 sebagai pemenang pilpres. Kemenangan saat itu adalah kemenangan rakyat Indonesia. Partai PDI-Perjuangan menuai hasil gemilang setelah bersabar untuk menjadi oposisi di masa pemerintahan dua periode Soesilo Bambang Yudhoyono.

Jokowi yang berasal dari warga sipil begitu dekat dengan rakyatnya. Beliau tidak melupakan rakyatnya yang telah memilihnya untuk menjadi Presiden. Berbagai kebijakan yang pro rakyat diambil, seperti : penerbitan beberapa kartu yang bisa diterima langsung oleh masyarakat untuk dimanfaatkan fungsinya. Mulai dari kartu indonesia pintar, kartu indonesia sehat, dan juga kartu indonesia sejahtera.

Jokowi kini didukung oleh para konglomerat pemilik media massa di Indonesia. Mulai dari pemilik stasiun televisi Metro tv yakni Surya Paloh, MNC group yang dimiliki oleh Harie Tanoe, dan ada juga pemilik harian Republika Erick Tohir. Hal ini juga menjadi sisi positif dalam pemberitaan pada saat masa kampanye pilpres. Namun media massa harus netral sesuai dengan kode etik jurnalistik yang dalam menampilkan berita politik tidak boleh berat sebelah.  

Harapan untuk Kemenangan Jokowi  

Jokowi diuntungkan dari hasil berbagai lembaga survey yang mengunggulkannya dari rivalnya yakni Prabowo. Lembaga survey adalah suatu lembaga yang bekerja secara independent. Tujuannya adalah ingin mengetahui suara publik sebelum pemilihan umum dilaksanakan. Sampelnya tentu dipilih dari beberapa pemilih yang tinggal di berbagai kota di Indonesia. Pengambilan datanya bisa langsung melalui angket atau wawancara melalui pesawat telepon.

https://www.facebook.com/Jokowi/
https://www.facebook.com/Jokowi/
Pada kampanye terakhir yang  di selenggarakan di stadion utama Bung Karno Jakarta,  Sabtu (13-04-2019). Ratusan ribu manusia berkumpul untuk mengikuti kampanye akbar Jokowi-Ma'ruf. Kumpulan manusia berbaju putih-putih itu menyaksikan pentas seni penyanyi dan artis nasional yang mendukung Jokowi-Ma'ruf. Pada hari itu nama-nama artis yang menghadiri kampanye akbar membentuk gambar Jokowi-Ma'ruf di iklan harian nasional Kompas.

Hal ini menandakan bahwa masih banyak rakyat yang mendukung Jokowi pada pemerintahan berikutnya. Dalam status Presiden Jokowi di facebook, beliau sebenarnya ingin memeluk seluruh rakyatnya yang hadir sebagai bentuk ungkapan rasa kasih sayang dan cinta. Namun apalah daya dengan keterbatasan Jokowi sebagai manusia biasa yang tidak bisa menyalami pendukungnya satu persatu saat itu.

"Atas nama cinta, betapa sebetulnya saya ingin memeluk saudara-saudara semua, dalam sebuah pelukan: Satu Indonesia". ungkap Presiden Jokowi di media sosial facebook.com

Penutup

Presiden yang memilih adalah rakyat. Namun secara kasat mata atau yang tidak tampak,  Allah SWT juga berperan besar dalam menentukan Presiden republik Indonesia pada lima tahun kedepan. Secara logika Presiden Jokowi berpeluang besar untuk memenangkan pemilu yang kedua kalinya. Hal ini sesuai dengan hasil survey terakhir sebelum pemilu dan juga dari jumlah pendukung yang begitu banyak pada saat kampanye akbar terakhir. Namun itu semua tidak akan ada artinya jika Allah SWT berkehendak lain.

Sebagai rakyat yang begitu kagum dengan pemimpin Presidennya saat ini. Penulis berharap akan ada kelanjutan berikutnya pada pemerintahan Presiden Jokowi. Jika memang keinginan penulis ini disetujui oleh Allah SWT. Maka harapan saya tidak akan ada lagi perpecahan diantara pendukung Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto. 

Rakyat Indonesia harus bersatu untuk mendukung pemerintahan terpilih pada hasil pemilu tahun 2019. Bagi pihak yang nantinya kalah dalam pemilu juga bisa legowo dan tidak memprovokasi terjadinya aksi kerusuhan massa menolak hasil pemilu.

Namun jika Allah SWT telah menetapkan takdirnya bahwa Prabowo Subianto adalah yang lebih berhak untuk menjadi Presiden Indonesia terpilih pada lima tahun kedepan dari hasil pemilu tahun 2019. Penulis berusaha untuk menerimanya dengan cara berbaik sangka kepada Allah SWT. Semoga Prabowo Subianto siap untuk menerima mandat dari rakyat untuk menjadi pemimpin Indonesia yang pandai, menyampaikan kebenaran, jujur, dan amanat. Aamiin

Mojokerto, 16-04-2019

Salam

Eki Tirtana Zamzani    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun