Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kisah Perjuangan Putri untuk Meraih Gelar Sarjana

31 Desember 2018   14:49 Diperbarui: 31 Desember 2018   15:22 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah empat tahun lulus dari kuliah jurusan keguruan pada tahun 2014. Teman-teman saya kini bekerja dengan beragam profesi. Ada yang menjadi guru, dosen, dan pegawai bank. Teman-teman kuliah saya rata-rata berasal dari berbagai daerah di Provinsi Jawa timur. Tentu tidak semua dari mereka berasal dari keluarga yang mampu. Ada dari mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Bagi teman yang berasal dari keluarga kurang mampu. Agar bisa bertahan hidup dan mampu membayar biaya kuliah maka mereka harus bekerja paruh waktu. Kebanyakan mahasiswa kuliah di pagi hingga siang hari. Kemudian pada sore hingga malam hari dimanfaatkan untuk bekerja.

Facebook telah memendekkan jarak antar teman. Teman saya ini bernama Putri (27) asal Trenggalek. Setelah berpisah selama empat tahun. kita terhubung kembali melalui media sosial FB. Mulailah kita saling bertegur sapa hingga bertukar nomor ponsel. Kini dia mantap menekuni profesi sebagai manager disalah satu bank di daerah Blitar. Hidupnya lebih baik dari pada saat kuliah. Kini gajinya sudah lebih dari cukup yakni mencapai Rp.4000.000,00.

Berjumpa lewat suara, dia bercerita panjang lebar kepada saya tentang bagaimana perjuangannya dulu agar bisa bertahan kuliah hingga lulus dan meraih gelar sarjana. Biaya awal masuk kuliah yakni dengan membayar SPP sebesar Rp.1600.000,00. Dia dibantu kakaknya untuk membayar SPP. Sementara untuk biaya mengontrak rumah di Surabaya. Ibunya punya kambing di rumah. Kemudian beliau menjual beberapa kambingnya untuk biaya kuliah Putri ke Surabaya. Harapan ibunya tentu Putri bisa menjadi orang yang sukses dan bisa mengubah perekonomian keluarga.

Kemudian dia bersama temannya mengontrak rumah selama satu tahun sebagai tempat tinggalnya selama kuliah di Surabaya. Setelah itu masalah mulai muncul. Dia harus memikirkan biaya hidup untuk tinggal di Surabaya. Ibunya hanya mampu memberi uang saku sebesar Rp.20.000,00 pada setiap minggunya. Tentu dengan uang sebesar itu dia tidak bisa bertahan hidup di Surabaya. Bisa saja dia akan kelaparan karena kekurangan makanan.

Dia kemudian berinisiatif untuk memberikan les kepada anak-anak tetangganya di Trenggalek. Setiap minggu dia pulang kampung ke Trenggalek. Harinya yakni mulai dari Sabtu, Minggu, dan Senin. Sebenarnya pada hari Senin dia ada jadwal kuliah. Tetapi dia berkorban waktu kuliah agar bisa mendapatkan uang tambahan untuk biaya hidup di Surabaya. Dia mendapatkan honor memberikan les anak tetangganya sebesar Rp30.000,00. Jadi total uang saku yang bisa dibawa ke Surabaya setiap minggunya sebesar Rp.50.000,00

Setelah uang saku setiap minggu untuk tinggal di Surabaya terpenuhi. Dia kemudian harus berfikir lagi untuk bisa membayar SPP sebesar Rp950.000,00 setiap semesternya. Pada semester dua dia masih mendapatkan bantuan dari kakaknya tetapi tidak penuh. Sisanya dia harus berusaha mencari pinjaman kepada temannya.

Ada Kak Hilman yang selalu mendorong Putri untuk bisa selalu semangat kuliah.

"Putri sudah membayar SPP semester ini?" tanya kak hilman  
"Belum Kak, SPP Putri masih kurang Rp.200.000,00". Jawab putri menegaskan.
"Kamu jangan segan-segan untuk meminta bantuan Kak Hilman jika tidak punya uang." Kata kak Hilman  "Iya Kak Hilman siap." Jawaban putri.
"Kak Hilman semester depan aku mau berhenti kuliah saja. Aku ingin pulang saja ke Trenggalek bantu-bantu ibu disana." Tutur Putri
"Lha Kenapa lho Putri ko ingin pulang?"
"Kamu tidak kuat dengan pelajaran di jurusan matematika atau biaya kuliahnya?" Tanya Kak Hilman
"Itu Kak aku nggak kuat dengan biaya hidup untuk tinggal di surabya dan juga membayar biaya SPP tiap semeternya" tutur putri menegaskan
"Owalah Putri kalau kamu menyerah di tengah jalan dengan berhenti kuliah karena kesulitan mempelajari mata kuliah matematika maka akan saya biarkan tetapi kalau kamu ingin berhenti karena masalah biaya, pasti Kak hilman akan mengusahakan untuk bisa membantu dik." Kak Hilman menjelaskan dengan serius
***

Semeter tiga Putri sudah tidak mengontrak rumah lagi. Dia mulai bekerja di Surabaya dengan memberikan les privat dari rumah ke rumah. Pernah suatu ketika dia tidak punya tempat tinggal. Karena tidak ada biaya untuk mengontrak atau mengekos tempat tinggal. Akhirnya dia memiliki inisiatif untuk tidur di rumah murid yang diberikan les. Caranya dia tidak menetap disalah satu rumah muridnya. Namun dia berpindah-pindah dari rumah murid yang satu ke rumah murid yang lainnya.

Suatu saat karena sering tinggal di rumah murid lesnya. Dia menjadi perbincangan orang tua. Akhirnya dia tidak tahan dengan kondisi seperti ini. Kemudian dia memutuskan untuk tidak bermalam lagi di rumah muridnya. Dia berjalan tanpa arah yang jelas dan tidak tahu harus bermalam dimana saat itu. Dia menyeberang ke Jl. A Yani yang begitu banyak kendaraan berlalu lalang di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun