Mohon tunggu...
Dwi Wahyu Kurniawati
Dwi Wahyu Kurniawati Mohon Tunggu... Human Resources - Biasa saja

Tak henti berdo'a dan do the Best....Keep on Fighting...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Surat-surat dari Negeri Sakura

12 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 12 Maret 2020   09:04 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Surat-Surat dari Negeri Sakura

November 2014

Apa kabarmu, De ? Nagoyaku mulai memasuki musim dingin, brrrrrrrr dingin sekali di sini, mungkin mencapai -7oC. Adakah Malang kita mulai bersinar, atau masuk musim penghujan ?

De, aku sudah membaca suratmu. Aku mengerti perasaanmu. Sandi juga temanku, dan aku tahu betul watak dia. Cinta memang tidak bisa dipaksakan. Cinta tumbuh dengan sendirinya. Mungkin cinta seperti angin, cinta datang dan pergi begitu saja tapi kita dapat merasakan kehadirannya.

Jika memang Sandi tidak bisa dipertahankan, untuk apa kamu membelenggu hatimu sendiri ? kita masih muda, De. Masih banyak yang bisa kita lakukan. Ups, gomen[1], aku Cuma bercanda ! tabah ya, kamu bisa lebih aktif dalam organisasi lingkungan yang kamu kampanyekan, atau lebih baik ajari aku nihongo[2], karena terus terang aku masih belum begitu bisa beradaptasi kuliah di sini, karena semua literaturnya berbahasa Jepang, orang Jepang benar-benar bangga dengan bahasa mereka, sampai-sampai mereka tidak mau menggunakan bahasa Inggris meskipun kepada orang asing.

Oke, De, tersenyum dong karena senyum adalah keajaiban.

---Ree---

Desember 2014

De, jangan kuatir meskipun di sini tak pernah ada suara azan tapi aku selalu mengerjakan wajib yang 5. Terima kasih juga buat daftar makanan yang kau kirimkan, aku akan lebih berhati-hati dalam membeli mana makanan yang halal dan mana yang bukan.

Terus terang ada kekawatiran juga saat aku membaca daftar makanan yang kau kirimkan itu, oleh karena itu kuputuskan untuk memasak sendiri, meskipun rasanya tidak karuan, lain waktu kirimi aku resep masakan ya, tetapi yang mudah-mudah saja.

Aku juga ikut senang ketika kamu bilang kamu sudah mulai bisa melupakan Sandi. Tidak ada artinya seorang Sandi bagimu, hanya akan memberi luka hatimu, membuatmu kehilangan waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun