Mohon tunggu...
Dwi Ladyssa Nainggolan
Dwi Ladyssa Nainggolan Mohon Tunggu... Administrasi - Go International 👊

Open for New Challenges and able to explore New Things

Selanjutnya

Tutup

Money

Manfaat Kebersamaan BI Rate (Suku Bunga Acuan) dan Revisi-revisinya (BI 7-Day Repo Rate)

18 September 2017   14:19 Diperbarui: 18 September 2017   14:27 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam pemahaman kita, apapun itu bentuk perekonomian tidak pernah terlepas dari kata "uang". Pun, uang mendapat posisi penting di dalamnya. Diibaratkan anatomi tubuh manusia, uang berperan sebagai darah. Dalam aliran tubuh manusia, darah membawa unsur-unsur penting untuk semua organ. Misalnya, otak kita. Otak dapat bekerja secara efisien efisien, jika ia memperoleh O2 (oksigen) dari darah. Pada kadar yang normal (tidak lebih dan tidak kurang), darah mampu mempengaruhi daya ingat kita. Sama halnya dengan uang, pada jumlah yang stabil uang bisa menjadi teman baik untuk semua bentuk perekonomian (sebagai pengetahuan tambahan Indonesia menganut sistem perekonomian terbuka). Yang mana ending-nya, uang membantu melancarkan aliran barang dan jasa baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Lancarnya aliran tersebut mengindikasikan perekonomian kita bekerja efisien.

Nah, agar kinerja suatu perekonomian dapat efisien tentunya membutuhkan metode/strategi atau cara dan lembaga yang memiliki kedudukan independen. Lembaga yang memiliki kedudukan independen yang saya maksud ialah Bank Indonesia (BI). Biasanya, BI akan menggunakan beberapa instrumen/alat. Lalu, instrumen ini nantinya selalu direvisi. Mengapa selalu direvisi? Hal tersebut dikarenakan trend/hasrat ekonomi selalu tidak stabil atau bahasa cool-nya "berfluktuasi". Layaknya kadar gula dalam darah, trend ekonomi pun selalu tidak stabil...ya terkadang naik ya terkadang juga turun. Dan semua negara merasakan hal yang sama....so don't worry.

Salah satu instrumen yang sering digunakan BI untuk menstabilkan perekonomian yakni suku bunga acuan (BI Rate) dan turunannya adalah BI 7 Day Repo Rate (Bank Indonesia : 2016). Turunan inilah yang akan selalu direvisi oleh BI dan hasil revisinya akan direspon oleh pasar (permintaan dan penawaran uang) baik itu berupa deposito, investasi, dan kredit. At last time, ketiga item ini nantinya akan mempengaruhi trend/hasrat ekonomi dalam negeri. 

Contoh sederhanya, jika BI meningkatkan suku bunganya, maka secara perlahan dunia perbankan meresponnya dengan meningkatkan suku bunganya pula yakni suku bunga deposito. Sementara itu, pasar memberi respon negatif terhadap keinginan berinvestasi dan permohonan kredit. Fenomena-fenomena ini selalu terjadi di sekitar kita lho. Dan tentunya, fenomena tersebut berpengaruh positif pada kemampuan daya beli kita baik itu untuk konsumsi maupun investasi...guys. 

Sekian dan terima kasih. Semoga bermanfaat ya :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun