Mohon tunggu...
Didik Prasetyo
Didik Prasetyo Mohon Tunggu... Live - Love - Life

Menulis adalah cara untuk menyulam hidup dan mengabadikan kasih yang tak lekang oleh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Di Balik Diam, Tumbuh Rasa

12 April 2025   07:16 Diperbarui: 13 April 2025   14:43 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Balik Diam, Tumbuh Rasa | pixabay

LAGU YANG TAK SELESAI

Bab 4 Di Balik Diam, Tumbuh Rasa

Hari-hari di Camp Interniran berjalan dalam irama yang nyaris sama. Suara terompet pagi, derap langkah di halaman, antre air, kerja bakti, lalu malam yang sunyi dan panjang. Tapi bagi Nora, sejak pertemuan itu, waktu tak lagi sepenuhnya hampa. Ada titik-titik cahaya kecil yang muncul dalam diam dan semuanya berputar di sekitar satu nama : Pambudi.

Kadang, di sela antrean air, mereka saling bertukar kata singkat.

"Semalam tidur?"
"Setengah nyenyak, setengah gelisah."

Kadang, saat tugas cuci bersama, tangan mereka hampir bersentuhan di ember yang sama. Hanya sepersekian detik, tapi cukup untuk membuat dada Nora bergemuruh tak karuan.

Pambudi mulai mengenal hal-hal kecil tentang Nora, bahwa ia suka menyisihkan potongan singkong untuk Dimas, bahwa ia menulis puisi di balik sobekan bungkus sabun, bahwa ia menyukai warna biru karena mengingatkannya pada langit sebelum perang.

Baca juga: Pintu yang Terbuka

Dan Nora juga mulai memahami Pambudi, bahwa ia selalu menunduk bukan karena takut, tapi karena terlalu banyak yang ia simpan dalam diam, bahwa ia pernah kehilangan adik perempuan saat pengungsian, bahwa setiap kali hujan datang ia selalu menatap langit lama-lama seolah mencari seseorang yang tak kembali.

Suatu siang, ketika pekerjaan membersihkan halaman selesai lebih awal, Pambudi menghampiri Nora yang sedang duduk di bawah pohon waru kecil, mencoba menulis sesuatu dengan arang di potongan kardus.

"Apa itu?" tanyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun