Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Waspada, Seluruh Rakyat Indonesia Akan Disuntik RFID Chip

18 Desember 2013   22:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:46 13919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tulisan saya tentang pentingnya mempertahankan kolom agama dalam format KTP Indonesia berjudul "Hanya Komunis Yang Tidak Suka Kolom Agama", ternyata penulis tidak mendapatkan komentar yang gencar dari kelompok heroik (gagah berani) untuk menghilangkan kolom agama dalam format KTP Indonesia. Kemungkinan mereka takut tertuduh komunis. Padahal predikat komunis ini hanya dimanfaatkan/penunggangan saja oleh kelompok tertentu untuk pinjam tangan mendegradasi format KTP Indonesia. Kita semua juga heran, ucapan Ahok dalam sebuah komentar tentang KTP, dimanfaatkan kelompok ini lalu mem-blow-up rencana mereka untuk menghilangkan kolom agama dalam KTP.

Kita ketahui bahwa RFID (Radio Frequency Identification) adalah hak patent dan monopoli suatu perusahaan asing tertentu yang saat ini sedang memanfaatkan sosialisasinya melalui kendaraan ber-BBM di seluruh Indonesia yang bekerja sama dengan PT. Pertamina dengan PT.INTI (Inovasi Teknologi) sebagai sub kontraktor pemasangan alat. Katanya gratis bagi setiap kendaraan, padahal ini adalah proyek ber-bayar secara massal masuknya RFID ke Indonesia. Sayangnya kita sangat sulit untuk mengetahui berapa besar nilai proyek pemasangan RFID ini di seluruh Indonesia yang di keluarkan oleh PT. Pertamina.

Kalau selama ini ada sosialisasi RFID untuk setiap mobil di Indonesia agar bisa dimonitor konsumsi BBM-nya dan ini dalam jangka panjang akan mengundang keributan antara konsumen BBM dengan pemilik SPBU. Bayangkan saja, tiba-tiba kendaraan anda yang sedang berada di luar kota dan perlu mengisi BBM, maka pada saat itu pula pompa pengisian BBM di SPBU tidak mau keluar walaupun sudah di-on-kan karena kuota BBM ber-subsidi untuk kendaraan anda sudah habis dan anda terpaksa harus membeli BBM non-subsidi yang sangat mahal itu (kuota BBM motor 0,7 liter dan mobil 3 liter per hari). Jika proyek RFID ini sukses untuk seluruh kendaraan, maka selajutnya RFID akan ditujukan kepada setiap manusia Indonesia agar mudah di monitoring semua aktifitasnya.

Oleh karena itu, strategi kotor marketingnya adalah lakukan upaya-upaya gerilya tahap awal untuk mempengaruhi kelompok organisasi dan kelompok agama tertentu dengan memanfaatkan komentar beberapa tokoh masyarakat yang mengarah kepada identitas KTP dan saat ini mereka berhasil dengan memelintir komentar Ahok wakil Gubernur DKI Jakarta menuju penghilangan format KTP Indonesia yang sudah baik itu. Ini bisa merupakan taktik strategi jangka panjang untuk mendegradasi data info pada format KTP Indonesia sehingga KTP manual tidak diperlukan lagi, untuk memuluskan kebutuhan akan Chip RFID mendatang yang akan di suntikkan pada tubuh manusia Indonesia.

Kedepan jika strategi ini berhasil, akhirnya KTP format Indonesia tidak diperlukan, dan nanti ada usulan setiap manusia di Indonesia WAJIB PAKAI Chip RFID yang di suntikkan pada lengan kanan atau kiri atau bagian tubuh kita, dan orang yang telah memakai Chip RFID tanpa KTP. Karena didalam chip RFID itu ada data lengkap tentang info diri kita. Mungkin ini strategi untuk menimbulkan proyek besar dari kelompok pemilik RFID (kelompok usaha zionis) tahap awal meniadakan KTP manual secara halus menuju strategi tujuan penggunaan/kebutuhan akan chip RFID bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Sekelompok orang di Indonesia yang sangat gigih mengusulkan penghilangan kolom agama, sedang dimanfaatkan dan sedang dimainkan oleh pihak asing secara gratis untuk mendegradasi data dalam format KTP Indonesia menuju penggunaan Chip RFID. Kedepan ada usulan lagi disamping menghilangkan kolom agama juga kolom status perkawinan dan kolom jenis kelamin akhirnya Chip RFID menjadi rasional dan bisa diterima.

Kalau kita sudah memakai chip RFID, maka selanjutnya kita akan bisa disetting menjadi robot-robot manusia, serta pergerakan kita mungkin juga informasi yang ada dalam pikiran kita bisa disadap, dimana kita berada juga bisa dimonitoring oleh pihak asing untuk kepentingan mencuri informasi ide setiap manusia di bumi. Pola pikir RFID ini adalah suatu upaya global untuk kepentingan pihak kekuatan ekonomi asing merencanakan sesuatu agar bisa mengendalikan semua manusia bumi. Dan ini sekaligus menunjukkan ketakutan luar biasa terhadap diri sendiri dari kelompok kekuatan monopoli asing yang sedang gigih meluncurkan dominasi ekonomi, globalisasi di dunia ini. (Ashwin Pulungan)

Daftar aneka tulisan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun