Mohon tunggu...
Defi Aryani
Defi Aryani Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, Founder @galaksi_aksara_kita

#Literasik

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

WFO Tetap di Comfort Zone, Bisa?

15 November 2021   11:44 Diperbarui: 15 November 2021   14:11 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi WFO. Sumber: Unsplash

Istilah WFH yang akrab dan sudah menjadi keseharian tiba-tiba berubah lagi seperti sebelum WFH. Sudah siapkah kita WFO?

Pandemi tetap menghantui semua sektor kehidupan. Mulai dari perekonomian sampai pendidikan. Semua punya kesamaan berada pada posisi tidak nyaman. Yang bekerja jadi tidak tahu waktu. Apalagi yang sekolah daring. Di depan laptop seringkali tak tahu kapan waktunya sekolah dan kapan seharusnya games. Pandemi akrab sekali dengan comfort zone untuk sebagian orang yang sudah terjamin kenyamanannya.

Istilah Comfort Zone atau Zona nyaman pertama kali dipopulerkan oleh Alasdair White. Pencetus teori manajemen bisnis tersebut mengartikan bahwa zona nyaman merupakan keadaan di sekitar terasa akrab dan mudah dipelajari. Siapa saja jelas memilih posisi nyaman dengan tidak banyak tekanan. Harapan selalu ada karena semua serba aman terkendali. Hal tersebut terjadi berulang-ulang tanpa beban. Yakin benar-benar nyaman?

Banyak yang memberikan pertanyaan bahwa dalam kondisi nyaman kita bisa tidak akan bersentuhan dengan beban. Namun, apakah sebuah kenyamanan menjanjikan sebuah perubahan yang berarti? Atau malah sebaliknya menjadi individu menjadi plegmatis dan apatis?

Menciptakan comfort zone yang sebenarnya saat WFO sangat mudah kita lakukan. WFO memberikan kesempatan open minded jika mau mengusahakan diri berubah lebih baik dari yang sebelumnya. Dengan bekal 5 tips ini, bisa jadi meningkatkan effort zone untuk WFO kalian.

  1. Ubah kendala jadi usaha. Apapun yang kita usahakan biasanya jadi cela orang lain memberi komentar. Kendala tersebut bisa diminimalisir menjadi cerita harian kebersyukuran untuk kita. Siapkan folder dalam handphone untuk mencari sisi positif dari pencela kita. Sama seperti sebuah pepatah yang sering berseliweran di medsos "Pencela kita memang fans kita yang wujudnya berbeda." Cintai pencela kita dengan mencari sisi baik darinya. Jika tidak bisa, paksa diri kita untuk tetap mencari. Setelah ketemu, berterima kasihlah pada dirimu sendiri. Karena hanya orang yang berlatih bijak mampu mencintai pencelanya.
  2. Melihat kesempatan walau dirasa kesempitan. Apapun yang disekitar kita bisa jadi kesempatan. Namun itu terjadi ketika kita tidak merasa sempit dalam berbagai situasi. Baper boleh, namun percaya diri lebih diutamakan. Suatu contoh, jika waktu kita saat WFO lebih padat maka maksimalkan dengan lebih sering mencari link. Namun jika WFO kita masih menyesuaikan dan banyak waktu luang, maka gunakan waktu tersebut untuk membaca atau upgrading kompetensi pekerjaan kita.
  3. Punya catatan harian. Catatan harian memberikan kita rambu-rambu seperti lalu lintas. Kita bisa menulis apapun dengan catatan "Stop, Hati-hati, atau Jalan Terus." Keadaan apapun memberikan sebuah cara agar kita lebih banyak memberikan kesempatan pada orang lain. Diam tidak selalu berarti pasif. Dalam diam, ciptakan target jangka panjang. Sudah banyak yang berhasil ketika kita yakin, semua akan berjalan dengan usaha yang maksimal.
  4. Ikuti channel pengembangan diri. Kalau dulu sikap seseorang akan dilihat dari pergaulan dan buku apa yang dibaca. Mungkin, saat ini kita bisa memasukkan channel pengembangan diri untuk kita konsumsi sehari-hari. Mendengar ide penting dari orang yang berpengaruh akan menaikkan dopamin kita. Selain kita berasa jadi penting, kepoin channel harusnya bisa kita mulai dari sekarang.
  5. Fokus kerja sekaligus karya. Segala yang kita punya pasti dari hasil usaha. Siapapun yang berusaha akan berhasil, sebaliknya juga bila hanya duduk dalam zona nyaman maka hidup akan berasa tenang tanpa gelombang. Segala yang diam akan baik jika untuk muhasabah. Namun, saat diam dan tenggelam dalam keadaan aman juga tidak baik untuk mental. Semua berjalan semestinya tanpa perubahan. Hasilnya pasti, namun minim pengembangan diri. Mulailah berkarya walau tidak mudah. Mulailah menulis walau satu kalimat, dan mulailah membaca walau satu lembar. Berkarya akan membuat kita lebih merasakn arti hidup yang sebenarnya.

Siapapun bisa jadi terbaik jika mempunyai rencana sekaligus target yang baik. Selamat menjalani WFO!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun