Mohon tunggu...
Defi Aryani
Defi Aryani Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, Founder @galaksi_aksara_kita

#Literasik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PTM, Awal Wonderful Learning

26 Agustus 2021   12:15 Diperbarui: 26 Agustus 2021   12:25 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unsplash.com/photos/TJxotQTUr8o

Sesuai dengan tema Hardiknas 2021 "Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar." Belajar bisa dimana saja dan kapan saja menjadi icon merdeka belajar saat ini. Mulai dari daring dari rumah sampai pengiriman tugas dengan aplikasi yang lebih variatif. Apakah ini sebuah momentum pendidikan yang mulai menemukan muaranya, atau pendidikan era masa depan yang sudah sesuai standard kebutuhan peserta didik?

Kurikulum Merdeka Belajar merupakan gagasan menteri pendidikan Nadiem Makarim. Sistem kurikulum Merdeka Belajar lebih banyak menciptakan kemerdekaan berpikir. Baik untuk peserta didik, maupun tenaga pendidik. Harapannya merdeka belajar menjadi momentum baru kembalinya sistem pendidikan yang mengutamakan kepentingan peserta didik, baik sebagai murid sekaligus guru bagi dirinya sendiri.

Merdeka belajar selama pandemi diwujudkan dengan pembelajaran daring. Guru menggunakan media untuk penyampai pesan dalam belajar.  Sedangkan murid diberikan pembelajaran yang lebih banyak menekankan pada proses dan project. Dari proses mereka belajar memaknai sebuah pembelajaran yang tidak hanya terpaku pada nilai. Sedangkan penilaian akhir dilihat dari project yang sudah dihasilkan. Pendidikan merupakan cara tepat agar tiap peserta didik selalu penasaran dengan tema pembelajaran yang diberikan.

Pertemuan Tatap Muka yang mulai digaungkan kembali di tengah pandemi harusnya menjadi awal Wonderful Learning. Semua aspek pendidikan yang akrab dengan teknologi akan kembali bergeliat dengan pertemuan antara guru dan murid. Ibaratnya, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Sedikit kita bergerak masa pandemi, berbuah bukit saat kita diijinkan bertatap muka.

Apa saja yang bisa dilakukan agar tercipta budaya Wonderful Learning saat tatap muka? Berikut adalah cara dimana kita bisa bergerak dan serentak mewujudkannya.

  • Siap dengan protokol kesehatan. Bukan hanya pemberian vaksin, tiap sekolah juga wajib menyiapkan standard protokol kesehatan dengan 5 M. Yaitu : Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi mobilitas dengan mengatur prosentase kehadiran.
  • Aktivitas belajar ramah anak. Dimulai dengan pemberian pembelajaran yang mengedepankan rasa ingin tahu yang tinggi, serta penggunaan aplikasi menyenangkan dalam prosesnya. Namun, lebih pentingnya lagi mengutamakan pendidikan murid, hal ini wajib menyesuaikan tiap tempat manakala ada siswa yang belum mempunyai gadget. Guru bisa memberi media yang tetap sesuai standard pembelajaran dengan kebutuhan masing-masing siswa.
  • Ruang belajar kreatif dalam ekstrakurikuler. Memberikan wadah kreativitas ekstrakurikuler dengan pilihan bakat yang dibutuhkan siswa di masa depan. Adanya banyak pilihan ekstrakurikuler akan memberikan wadah kreativitas pada tiap siswa sesuai dengan bakat minatnya.
  • Kolaborasi dengan wali murid. Merangkul komite sekolah sebagai partner terbaik mendidik. Jalinan komunikasi terarah dan kompetitif. Sehingga tercipta iklim saling asah, asih dan asuh diantara pihak sekolah maupun keluarga.
  • Hasil penilaian dengan project bakat siswa. Memberikan ruang belajar sesuai bakat minat dan apresiasi dalam bentuk pagelaran seni yang diprakarsai oleh siswa sendiri. Guru sebagai fasilitator memberikan ide kompleks sehingga siswa lebih banyak menggali bakat minatnya.

Mewujudkan Wonderful Learning bisa menjadi tugas sekaligus kebanggaan bagi seorang guru. Selanjutnya, kita akan menuai hasil di masa depan menuju Indonesia tangguh Indonesia tumbuh. Mari merayakan 'Wornderful Learning', Selamat Belajar!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun