Mohon tunggu...
Daniel Adhi N
Daniel Adhi N Mohon Tunggu... -

Life is Learn from the last, Make a Commitment, Talk less and Let's do it.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Asing Lho, Takjub Sama (Negeri) Kita

10 November 2015   21:33 Diperbarui: 10 November 2015   22:15 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini mewakili segenap hati saya dengan berbagai fakta dan berita-berita yang ada, dan karena negeri kita Indonesia ini begitu keren, Republik Indonesia ini sungguh indah, Indonesia memang benar-benar bikin takjub di mata dunia.  Indonesia adalah Negeri kepulauan paling besar di dunia dengan jumlah 17.504 pulau. Sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan luas, dan tak ayal negara ini disebut sebagai Negara Maritim. Budaya Indonesia yang sangat beragam dari bahasanya, tari-tariannya, suku bangsanya, hingga tradisi-tradisinya di berbagai wilayahnya yang mempesona. Tanah dan kekayaan alamnya yang melimpah ruah, dan lain sebagainya. Namun generasi muda kini seakan akan mengikuti alur global atau terkena virus "tren budaya asing". Masa ga boleh? boleh kok boleh asal jangan berlebihan dan tahu batasannya.

pertanyaannya : Apakah mereka sadar bahwa negerinya sendiri ini jauh lebih indah dengan asing? Sadar kok.
Lah terus apa yang bikin mereka ga bangga dengan negeri sendiri?? Mungkin karena ego dan gengsi, serta takut ketinggalan zaman? Mungkin iya.

Beberapa waktu yang lalu saya sempat membaca salah satu artikel yang menceritakan status Orang Jepang yang bingung terhadap orang Indonesia yang banyak mencintai budaya mereka, bahkan kita di bilang bodoh oleh mereka, mereka mengkritik keras kebiasaan kita terutama generasi muda yang egonya masih labil. Dan mereka telah bilang sendiri budaya kita (Indonesia) jauh lebih banyak dan lebih keren dari mereka, bahkan mereka tahu akan potensi negeri kita ini sehingga menyarankan untuk jadi contoh yang baik dan panutan bagi negara-negara lainnya, namun faktanya? Masih belum dalam skala besar generasi muda kita terbersit untuk melestarikan budayanya sendiri,kita sebenarnya mampu kok, iyaa kita mampu , namun apa kendalanya? Kendala yang utama adalah diri kita sendiri, yaitu kesadaran diri kita untuk mau bergerak untuk menjaga, melindungi serta melestarikan budaya negeri ini. salah satu contohnya Bahasa Jawa yang kini mulai pudar dikalangan pelajar sampai mahasiswa, seakan bahasa Jawa itu kuno bagi mereka, padahal bagi orang Asing bahasa Jawa itu keren dimata mereka, buktinya tak sedikit orang Asing yang mempelajari bahasa jawa ,contohnya yang ada di Jogja  mereka bisa Bahasa Jawa malah Bahasa Jawanya lebih halus, Wow mereka keren! mereka mau belajar banyak dari Indonesia.

Tak hanya orang Jepang, saya tadi juga membaca berita singkat di televisi bahwa Presiden Italia heran dengan jumlah penduduk dan pulau di Indonesia yang sangat banyak, dan bahkan beliau bingung bagaimana mengelola sebanyak itu? Buktinya Indonesia bisa, apalagi jika potensi-potensi di semua sektor dan segala bidang yang ada dinegeri ini dikembangkan dan terus digerakan maju ke arah yang baik secara bijaksana, maka negara Indonesia ini menjadi lebih luar biasa lagi. Mungkin tak hanya orang Jepang dan Presiden Italia yang takjub akan Indonesia, mereka dari negara luar (Asing) banyak yang telah mengetahui betapa kaya dan eloknya negeri kita ini.

Sudah saatnya kita sebagai bagian dari negeri ini bergerak, siapa lagi kalau bukan kita? Nasib bangsa ada di tangan penduduknya. Turunkan ego dan stabilkan gengsi akan virus trend asing. Mari cintai budaya kita, jagai, lestarikan dan kembangkan kekayaan alam dan keelokan yang terkandung didalam ibu pertiwi ini, dan mari buat Asing semakin takjub lagi akan perkembangan Indonesia nantinya.

Banggalah karena kita bagian dari Indonesia!

Salam Manis untuk Indonesia tercinta.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun