Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo Iswaya.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mbak Puan Ngambek, Pak Ganjar Dijewer, terus Rakyatnya Harus Keplok-keplok Gitu?

25 Mei 2021   20:50 Diperbarui: 25 Mei 2021   21:29 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menjadi sorotan di Indonesia terutama dari warga dunia maya, maka siapapun bisa berspekulasi. Dalam hal apapun pastinya. Agama dan politik adalah dua isu seksi yang tak kunjung menurunkan nafsu untuk menguliknya.

Saya tertarik ketika melihat berita tentang Pak Ganjar yang tidak diundang Mbak Puan dalam acara pengarahan ketua DPP PDIP di Semarang pada sabtu 23/5/2021 lalu.

Sempat menjadi tranding di beberapa media sosial. bahkan tagar (#GanjarVsPuan) menghiasi berita utama dalam setiap media sosial. Ada yang mengulas dengan model esai, cuitan dan status pesbuk.

Kabarnya Pak Ganjar tidak diundang karena terlalu kelewatan. Ungkap Pak Bambang. Ada juga yang menilai bahwa Pak Ganjar terlalu keminter.  Punya pasukan di media sosial untuk mengangkat elektabilitasnya dalam pemilihan calon presiden.

Jika secara politis Pak Ganjar memang tidak amit sewu dulu ke Bu Mega. Lantas bergerak sendiri. Maka wajar, sebagai kader memang harus kulo nuwun, paling tidak kirim bingkisan atau apa gitu, sebagai tanda minta restu.

Nah, sekarang bagaimana kalau kita menggunakan analisis terbalik. Pak Ganjar seakan-akan dibully, bahkan dinilai tidak ada unggah-ungguh. Secara politis.

Namun, hal ini justru akan membuat beliau dinilai sebaliknya. Tidak seperti tudingan di media-media. Justru simpati masyarakat akan mencuat, wong Pak Ganjar itu sudah mendapatkan hati masyarakat, terutama di Jawa Tengah.

Sebagai seorang Gubenur, dibantu dengan akun you tube dan beberapa media yang memuat aktivitasnya, siapa yang tidak tahu. Kepeduliannya, dalam bidang apapun.

Hal ini justru menjadi boomerang bagi Mbak Puan atau PDIP sendiri. Dari aspek hak demokrasi, bahwa siapapun berhak mencalonkan diri sebagai presiden. Tidak harus melalui partai misalnya. Pun Pak Ganjar, sebagai warga Indonesia, beliau juga berhak mencalonkan diri sebagai calon presiden.

Jika saja dalam aktifitas sehari-hari elektabilitasnya meningkat karena melayani masyarakat. Itu wajar, karena beliau juga Gubenur. Masih ada tugas yang diembannya. Apalagi, katanya, beliau juga sudah bersosmed sejak menjadi wakil rakyat. Ya... Biasa-biasa saja sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun