Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo Iswaya.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Percakapan Dua Pengangguran

7 Mei 2021   13:53 Diperbarui: 7 Mei 2021   14:06 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: FB Notodiharjo

Setiap perjalanan yang kita lalui, pasti bertaut dengan ketentuan dan kuasa Tuhan. Sukses atau tidaknya pada dasarnya tidak sepenuhnya tergantung bagaimana kita, melainkan kembali lagi kepada kuasa Tuhan. Namun, sebelum kita menjuruskan semua hal kepada Tuhan, perlu kita tarik benang merahnya.


Manusia atau alam semesta ada tentu dengan berbagai sudut pandang. Ada yang mengatakan dengan sendirinya ada, ada yang mengatakan bahwa lahir karena adanya teori bigbang, ada juga yang mengatakan bahwa alam semesta ini diciptakan oleh kekuatan yang luar biasa, yang ada di luar manusia dan alam semesta itu sendiri.


Suatu hari, Purnomo datang ke rumah, ujug-ujug tanpa salam dan basa-basi, ia duduk bersila sembari mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya, di susul beberapa batang kemudian. Rupanya dia beli eceran.


Tak lama setelah asap mengepul dari mulut dan hidungnya, ia menatapku tajam, lalu bertanya, "Sebenarnya, kita ini hidup untuk apa?" Sontak, saya terdiam kaget. Pertama, saya tidak benar-benar memahami apa yang dimaksud, kedua, bagi saya hidup adalah perputaran dan rangkaian-rangkaian perjalanan. Perkara untuk apa dan bagaimana ke depan, kita serahkan kepada Tuhan.


Tetapi Purnomo masih saja menekan dengan pertanyaan tadi. Saya mencoba memulai percakapan dengannya. "Menurutmu, kalau kamu lapar, haus, ngantuk dan bosan ketika berdiam diri di rumah, lantas apa yang kamu lakukan?"


"Ya..., kalau lapar harus makan, kalau haus harus minum, kalau ngantuk yang merebahkan badan dan istirahat, dan kalau boring, ya keluar jalan-jalan atau ngopi misalnya."


"Berarti, setiap hal yang berkaitan dengan sebab akibat, pasti memiliki tujuan toh?"

"Iya, sebab saya lapar, saya makan, agar saya kenyang, bertenaga dan bisa melanjutkan aktifitas."


Saya pergi ke dapur sebentar untuk memasak air, obrolan ini kalau tidak dibarengi dengan ngopi kayaknya ada yang kurang.


Beberapa waktu kemudian, saya membawa dua gelas kopi dan kembali duduk di kursi yang terbuat dari anyaman penjalin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun