Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo Iswaya.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Rumor

7 Mei 2021   02:37 Diperbarui: 7 Mei 2021   02:46 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Putra, diminta untuk hati-hati, membina keluarga dengan baik, harus dewasa, dan jangan gampang marah.

Pesan itu menjadi pesan terakhir Bik Kulsum. Sepulang dari rumahnya, Putra yang baru saja sampai di Kosnya, di kabari lagi, bahwa Bik Kulsum telah meninggal dunia.

Kaget, semuanya, mereka tak mengetahui kalau Bik Kulsum sakit. Mereka hanya tahu kalau ia ceria dan sehat selalu.

Mendadak, ya namanya menikah, pasti mendadak.

Semua bersedih, tidak hanya keluarganya, tapi semua orang di kampungnya.

***

Jauh setelah kematiannya, berbagai rumor datang, dari yang katanya disantet, dan ada yang tahu. Lalu ada yang menerka bahwa ia sakit. Dan lain sebagainya.

Saat sedang beberes, tiba-tiba Putra dipeluk dari belakang, dan Desi berkata "Mas, mengapa ibu begitu cepat pulang? Aku menyesal, karena tak sempat aku memberikan obat."

"Kamu tahu kalau ibu sakit? Kenapa tidak bilang?"

"Sama ibu tidak boleh, dan menjadi wanita harus belajar kuat dan pinta menyimpan rahasia."

"Tapi dik....."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun