Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menepi

14 April 2021   19:25 Diperbarui: 14 April 2021   19:34 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam kian temaram, menutup kabut di ufuk senja,

Merah mega terasing kemudian,

gelap mendung menepi, lautan kegalauan tumpah di ubun-ubun,

penuh sesak, lalu Lalang. Memenuhi ruang kedap suara.


Semua menyingkir, hilang erat tangannya,

Kakinya melangkah menjauh

Menuju keterasingan

Menyepi di ruang senja yang kian ditinggalkan matahari.


Selamat menyaksikan kegalauan, ranumnya meneteskan air mata

Menyaksikan riuh yang melelahkan

Melenakan

Siapapun yang berdiri menepi

Menepi lalu menghilang.


2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun