Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Segmentasi Pendidikan Ibarat Pangsa Pasar

10 Januari 2020   23:34 Diperbarui: 10 Januari 2020   23:36 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Kartunmartono.wordpress.com

Manusia mengenal lingkungan dan apa saja yang ada di sekitarnya bermula dari pendidikan. Mengenal pepohonan, buah-buahan, air yang mengalir dari hulu ke hilir, angin yang diam-diam berhembus di semak-semak. Semua berawal dari pendidikan.

Sampai pada akhirnya mengenal cara bersosialisasi, bergaul dengan lingkungan dan alam. Hal ini terjadi karena ada pendidikan. Sejarah manusia membuktikan bahwa segala kegiatan berakar pada rasa penasaran dan ketidaktahuan. 

Nabi Adam As misalnya, ia menjadi mulia ketimbang makhluk yang lain karena pendidikan dari Tuhan. Ditunjang akal yang diberikan pastinya. Sebab itu manusia dijuluki hayawan an natiq. Hewan yang berpikir, atau yang memiliki keunggulan cara berpikir.

Pendidikan bukan hanya melingkupi pola pembelajaran, pola pembiasaan, yang bertujuan untuk mengetahuu siapa yang paling unggul dan yang paling rendah. 

Pendidikan adalah proses pendewasaan. Pendidikan juga diartikan proses penempaan diri, agar mampu menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Sampai pada akhirnya secara kelembagaan diwujudkan dalam bentuk sekolah. 

Proses pembelajaran berjenjang yang memiliki visi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah, ruang pendidikan dengan segala prosedur manajerial. 

Hari ini dikenal dengan segmentasi. Bahwa pekerjaan ditentukan dengan proses pendidikan di sekolah. Semakin tinggi dan sesuai dengan jurusan komoditasnya, maka semakin besar peluangnya mendapat pekerjaan di kemudian hari. 

Pertanyaannya adalah apakah pendidikan berjalan searah dengan komoditas lapangan pekerjaan? Atau lebih singkatnya, apakah pendidikan hanya untuk melahirkan para pekerja saja?

Bagaimana dengan guru? Guru adalah pondasi utama pembentukan karakter peserta didik. Guru adalah ia yang membina peserta didiknya dengan penuh semangat, karena percaya bahwa mereka adalah pemegang tongkat estafet keberlangsungan. 

Guru bukan perancang robot yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Guru adalah penata laku generasi penerus. Agar menjadi manusia yang siap dan bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup. 

Bukan perihal siapa yang kuat yang menang, tetapi membentuk karakter pribadi yang -- secara moral dan intelektual bermanfaat bagi kehidupan. 

Bukankan mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan tidak mengikuti gerak pasar. Karena pasar menjual barang yang laku dan sedang digandrungi. Sedangkan pendidikan bukan ajang untuk menawarkan barang kemudian dijual belikan. 

Sekolah adalah ruang disiplin yang lahir untuk menjawab kebutuhan masyarakat, utamanya dalam membentuk peradaban. Mengapa demikian? Karena akal yang diberikan Tuhan bukan hanya untuk mencari cara agar perut tetap kenyang, tetapi bagaimana caranya agar manusia selalu berkembang. 

Mengembangkan diri berarti melatih diri untuk lebih peka dengan keadaan lingkungan. Menumbuhkan jiwa yang lapang dada, memiliki sikap gotong royong, tenggang rasa, dan luas cara berpikirnya. 

Karena yang dibutuhkan adalah pertama kedewasaan. Dewasa dalam beragam sikap dan pola pikir. Menumbuhkan kedewasaan perlu adanya dialog dengan kehidupan. Pendidikan adalah jembatannya. 

Kedua kritis. Sederhananya peka. Bahwa kesadaran menjadi sangat muskil karena kepekaan yang kurang. Tidak jarang warga millenial lebih suka bergumul dalam kesenangannya sendiri, ketimbang memikirkan kehidupan di sekitarnya yang membutuhkan ide dan pengembangan. Utamanya dari pendidikan. 

Ketiga inovatif. Bagaimana menjaga dan mengembangkan ketahanan pangan masyarakat? Jika setelah lulus sekolah hanya menyodorkan ijazah untuk melamar pekerjaan.

 Tidakkah pendidikan mengajari untuk berdialog dengan lingkungan dan kehidupan? Atau pendidikan hanya bermuara pada produk-produk yang bisa dijual di pasar. Dan itu laris?

Perihal moral dan spiritual, pendidikan menyediakan ruang yang luas, yaitu sosial. Agama akan terlihat wajahnya ketika peserta didik mendahulukan moral dalam kehidupan. 

Sehingga pendidikan tidak melulu membahas segemntasi dan pangsa pasar. Pendidikan adalah proses membahasakan kemajuan manusia dalam bersikap dan berpikir. 

Hal ini akan menjawab peryataan Tuhan dalam Kitab suci-Nya. Bahwa setiap manusia memiliki potensi yang luar biasa. Utamanya dalam menjalani kehidupan. Dan yang perlu kita tekankan, hal ini bermuara dalam pendidikan. 

Rumah Jaga Kali, 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun