Mohon tunggu...
Julian Asahi
Julian Asahi Mohon Tunggu... Guru - Never Give up

Bermimpi tanpa berusaha kosong Berusaha tanpa bermimpi hampa Bermimpilah dan berusahalah wujudkan impianmu...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Serem (Serial Misteri) 1: Sendekala Esuk

21 Agustus 2020   21:52 Diperbarui: 21 Agustus 2020   23:11 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://blog.ub.ac.id/kholiel/

Cerita 50 Tahun yang lalu

 

Sekitar 50 tahun yang lalu, sebuah perkampungan baru saja dibuka, penduduknya masih sedikit dan sekitar masih berupa hutan belantara. Kampung itu diberi nama kampung "SESAT" karena sering banyaknya masyarakat dari kampung lain yang hendak pulang tersesat ke kampung itu. Hanya ada jalan setapak kecil yang masih ditutupi oleh rimbunnya semak belukar, dan hanya dengan berjalan kaki bisa sampai ke kampung itu. Ada sebuah jalan aneh yang melingkari kampung itu hingga tak jarang orang yang tersesat disana. Banyak jurang disekitar yang tidak nampak tertutup rimbunnya tanaman.

Sebuah pesta besar-besaran tiga hari tiga malam diadakan untuk merayakan pembukaan kampung, berbagai hiburan digelar mulai dari wayang kulit, lengger, kuda lumping dan sebagainya. Lurah kampung telah dipilih, Mbah Karto jadi lurah pertama dikampung itu. Banyak orang dari kampung lain yang datang kekampung itu, untuk ikut menikmati hiburan yang ada. Salah satunya adalah Kantong, warga kampung Seberang. Seorang bocah umur 10 tahun yang pergi dengan kawan-kawannya untuk menyaksikan wayang kulit. Namun sejak saat itu Kantong tidak pernah lagi kembali ke rumahnya. Sementara tak seorangpun kawannya yang tahu kemana perginya Kantong. Warga kampung mencari Kantong, menurut dukun di kampung itu kantong dibawa Wewe Gombel sebangsa jin yang menurut kepercayaan orang setempat suka menculik anak kecil.

"TOOONG....TOOOONNNNGGGGG....TONGGGGGGGG..." Bunyi kentongan yang ditabuh masyarakat untuk mencari Kantong

"Kantong...Kantong..Kantong dimana kamu?! Pulang anakku! " Teriak orang tua Kantong

Waktu berlalu, sampai menjelang shubuh belum juga ditemukan. Sampai akhirnya masyarakat pun berhenti melakukan pencarian pada saat menjelang fajar atau orang setempat menyebutnya sendekala esuk.

Sejak kejadian itu semakin banyak kejadian serupa terjadi, banyak anak kecil yang hilang tanpa ada jejak seolah-olah ditelan bumi. Dukun setempat mengatakan Wewe Gombel pelakunya, namun kejadian yang sebenarnya masyarakat tidak pernah tahu. Orang tua yang kehilangan anaknya akhirnya hanya bisa pasrah dan pindah dari kampung yang baru berdiri tersebut. Kampung yang baru saja berdiri, akhirnya satu persatu ditinggalkan oleh penduduknya sampai akhirnya kampung itu menjadi kampung kosong. Bangunan rumah yang mereka tinggalkan lama kelamaan lapuk dan roboh. Semak belukar tumbuh semakin meninggi dan menenggelamkan kampung tersebut. Akhirnya kampung tersebut hilang dan kembali menjadi hutan belantara. Apa yang sebenarnya terjadi tak pernah ada seorangpun yang tahu. Lebih anehnya lagi, warga kampung tersebut satu persatu meninggal dunia.

***

Bunyi gamelan jawa terdengar dari kejauhan mengiringi malam yang semakin sunyi. Mbah Karto sang lurah kampung, satu-satunya penduduk kampung yang masih hidup dan tinggal di kampung itu masih duduk didepan gubuknya yang mulai tertutup semak-semak. Secangkir kopi hitam dan rokok daun menjadi temannya menghabiskan malam itu. Mbah Karto masih yakin, orang-orang yang hilang masih akan kembali ke kampung itu. Banyak orang yang mengajaknya untuk pergi dari kampung itu dan pindah ke kampung lain yang ada di sekitarnya. Namun Mbah Karto selalu menolak dengan mengatakan bahwa orang-orang yang hilang pasti akan kembali lagi.

Hari berlalu siang berganti malam, lambat laun orang melupakan Mbah Karto dan juga kampung tersebut. Sebuah kampung yang hanya berumur satu minggu. Kampung yang penuh dengan misteri yang sampai saat ini belum ditemukan jawaban kemana orang-orang yang hilang tersebut sebenarnya? Apakah benar diculik oleh wewe gombel, atau jatuh ke jurang atau ada pembunuhan masal dikampung tersebut? Semua tidak pernah ada yang tahu jawabannya sampai sekarang ini.

***

Bersambung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun