Mohon tunggu...
Julian Asahi
Julian Asahi Mohon Tunggu... Guru - Never Give up

Bermimpi tanpa berusaha kosong Berusaha tanpa bermimpi hampa Bermimpilah dan berusahalah wujudkan impianmu...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Move On

15 Agustus 2020   20:17 Diperbarui: 16 Agustus 2020   15:58 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto merdeka.com

Sering kali kita baru menyadari bahwa seseorang itu sangat berarti bagi kita, saat kita telah kehilangan orang tersebut. Namun seberapa besarpun kita merasa kehilangan, kita harus tetap menjalani hidup. Kita harus tetap bisa MOVE ON. 

07 Juli 1978

Dihari ini hari pertama aku masuk ke sekolah SMA. Hari yang sangat melelahkan karna adanya kegiatan Orientasi Siswa bagi kami para siswa baru. Namun dihari ini juga aku pertama kali bertemu dengan bidadari yang akan menemaniku sampai akhir hayatnya. Dan semoga dia juga akan menjadi bidadariku di surga nanti. Panggil saja dia Anita. Wanita tercantik di dunia dan akhirat yang menghabiskan hampir separuh usianya untuk mendampingiku dengan setia. 

Di hari itu tanpa sengaja aku memegang tangannya. Dia marah padaku karena dia seorang perempuan berhijab yang sangat taat dengan agamanya. Dia menamparku meski aku sudah minta maaf padanya. 

Namun dihari berikutnya dia menghampiriku saat aku sedang duduk sendiri di taman sekolah dan meminta maaf padaku. Sejak saat itulah kami mulai berkenalan dan mengenal satu sama lain. Aku yang sedikit nakal sering menggoda para gadis gadis di sekolahku. Namun entah kenapa saat ada Anita dekat denganku aku jadi malu untuk menggoda kawan kawan gadisku. Dia gadis yang senyumnya sangat mempesona namun aku tak merasa begitu nyaman dengannya. 

Singkat cerita saat kami tamat SMA Anita pindah ke kota lain untuk kuliah di sana. Sedangkan aku tidak melanjutkan kuliah. Bukan karena tak mampu namun aku tak mau. Aku lebih memilih untuk mencari pekerjaan ke kota. 

01 Maret 1982

Aku mendapatkan pekerjaanku sebagai seorang kuli bangunan. Entah kenapa meski aku tak mendapatkan upah yang seberapa tapi aku sangat bahagia mengerjakan pekerjaan ini. Sampai akhirnya orang tuaku menyusulku ke kota dan menyuruhku untuk kuliah lagi. 

Setengah terpaksa aku menuruti kemauan orang tuaku. Aku mengambil jurusan arsitektur. Dan ternyata Anita juga sudah kuliah di kampus itu, kampus yang sama denganku. Entah takdir apa ini. Seolah olah aku selalu dipertemukan dengan dia lagi. 

Aku semakin mengenalnya, dan semakin aku mengenal kepribadiannya aku semakin tertarik dengannya dan jatuh cinta. Sampai akhirnya aku berani mengungkapkan isi hatiku. Namun jawaban yang sangat menakjubkan yang ku dengar darinya. Dia menyuruhku datang meminangnya jika aku benar benar mencintainya. 

21 Juli 1984

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun