Tidak berlebihan jika masyarakat Barat mengatakan "health is wealth" (kesehatan adalah kekayaan). Itu karena tanpa kesehatan, apapun yang kita miliki akan terasa sia-sia sebab kita tidak akan bisa menikmatinya dengan maksimal. Apalagi jika kita kehilangan kesehatan dalam kondisi yang tidak punya apa-apa, akan makin sengsara hidup kita seketika. Terlebih di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui jenis penyakit yang di-cover oleh BPJS makin sedikit saja.Â
Sebuah pernyataan menarik dari dr. Decsa Sp PD, subKGH dalam perbincangannya dengan dr. Tirta yang saya simak hari ini adalah angka kasus gagal ginjal yang makin tinggi di kalangan usia muda. Orang usia 30-an dan 40-an makin banyak yang menjadi pasien cuci darah. Bahkan menurut data Kemenkes tahun 2022Â sendiri, kelompok anak-anak sudah mengalami gagal ginjal akut.Â
Angka ini menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Dikutip dari laman cnnindonesia.com, dikatakan bahwa seperlima populasi Indonesia sudah terkena gagal ginjal. Itu artinya dari 283 juta jiwa warga Indonesia, sudah ada sekitar 56,5 juta jiwa yang menyandang status gagal ginjal. Ini cuma estimasi saja dan bisa jadi kondisi sebenarnya bisa lebih banyak atau lebih sedikit. Penyebab utamanya ialah gaya hidup yang jauh dari kata sehat, ujar dokter konsultan ginjal hipertensi Maruhum Bonar Hasiholan Marbun.
Mengamini pernyataan tersebut, lebih lanjut dikatakan dr. Decsa bahwa krisis kesehatan ginjal di Indonesia ini memang karena kesalahan pola makan, pola gerak dan pola tidur.
Pola Makan Tak Sehat
Dalam hal makanan, sebagian masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan yang kurang sehat. Kebiasaan buruk itu ialah terlalu banyak makan (overeating), makanan yang terlalu manis dan asin.
Sebagaimana kita ketahui, makanan yang terlalu manis dan asin punya konsekuensi kesehatan yang berat bagi badan apalagi jika dikonsumsi terus menerus dalam jumlah besar. Makanan manis memicu peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, penyakit jantung, kerusakan gigi, peradangan dan penuaan dini serta penurunan kondisi kesehatan mental. Sementara itu, makanan  asin memicu hipertensi, penyakit jantung, gagal ginjal dan osteoporosis.
Kurang Gerak
Saat ini fenomena motorisasi sudah jamak dijumpai di kota-kota besar di Indonesia. Hampir semua orang mengendarai motor bahkan untuk menempuh jarak dekat sekalipun. Mereka jarang sekali berjalan kaki atau bersepeda dengan berbagai alasan.
Hal ini mendorong penurunan kondisi kesehatan yang lebih cepat berupa peningkatan risiko sakit jantung, obesitas dan sindrom metabolik, diabetes tipe 2, memburuknya kesehatan mental, penurunan kesehatan tulang dan menurunnya massa otot, menurunnya fungsi otak dalam berpikir, serta memperendah angka harapan hidup seseorang.
Kebiasaan Begadang
Anak-anak muda saat ini mengalami kesulitan tidur akibat penggunaan media sosial yang overdosis dan tren bedtime revenge procrastination (ingin merasa bebas menggunakan waktu pribadi dengan mengorbankan waktu tidur). Sementara itu, kaum pekerja begadang demi mengejar karier dan kekayaan.
Keduanya sama-sama memicu masalah kesehatan di masa datang. Kurang tidur akibat begadang membuat otak kita mengalami gangguan kinerja, kesehatan mental juga terganggu, risiko penyakit kardiovaskuler dan diabetes pun meningkat. Selain itu, kita bisa terkena obesitas, penurunan produktivitas dan penurunan sistem kekebalan badan. Dalam jangka pendek, kurang tidur memicu risiko kecelakaan kerja atau jalan raya karena turunnya kemampuan berkonsentrasi. Begadang juga membuat badan tak sempat melakukan proses detoksifikasi sehingga sel-sel yang harus dibuang dari tubuh akan menumpuk dan menjadi bibit sel kanker di kemudian hari.