Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Wabah Depresi di Masa Pandemi

29 November 2021   15:01 Diperbarui: 30 November 2021   01:12 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi depresi (Sumber: kitzcorner via lifestyle.kompas.com)

Ini patut dipahami karena generasi muda sangat menikmati hubungan sosial. Mereka tak bisa diisolasi, dicegah untuk bertemu teman-teman dekat. 

Saat mereka tak bisa melangsungkan pembelajaran tatap muka, juga ada 'ongkos' mental yang harus dibayar anak-anak ini yang tak bisa diukur secara pasti namun terjadi dan tak bisa disangkal begitu saja.

Sebagian besar anak-anak ini harus rela melewatkan banyak kesempatan untuk menikmati masa muda mereka yang sangat penting untuk perkembangan mereka sebagai seorang manusia. 

Banyak peristiwa sosial seperti upacara kelulusan, pesta ultah, bepergian ke tempat hiburan bersama teman dan keluarga yang mereka tak bisa lakukan selama pandemi padahal ini kesempatan sekali seumur hidup. 

Bisa jadi mereka harus putus sekolah begitu pandemi melanda atau juga mengalami penurunan prestasi belajar saat harus belajar daring di rumah.

Larangan bertemu dengan teman-teman juga makin membuat kondisi berat bagi anak dan remaja. Maka tidak heran banyak dari mereka yang merasa depresif mengenai kehidupan.

UPAYA PEMULIHAN

Seiring dengan pulihnya kondisi masyarakat selama pandemi ini, kita juga bisa membantu proses pemulihan kesehatan mental anak-anak dan remaja dengan beberapa cara berikut.

Pertama, menjaga kualitas dan kuantitas tidur malam. Banyak anak dan remaja bahkan sudah mengalami insomnia sebelum pandemi karena penggunaan gawai yang berlebihan. Padahal tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting agar kondisi fisik, psikologis dan kognitif mereka stabil dan baik.

Saat seorang anak atau remaja kekurangan tidur, mereka cenderung susah berkonsentrasi dan mengingat informasi saat belajar di sekolah. 

Tak hanya itu, mereka juga jadi lebih mudah gusar, kesal dan emosional. Ini karena tubuh mereka memproduksi terlalu banyak hormon stres.

Untuk mengembalikan kesehatan mental, ajak mereka berdisiplin dalam penggunaan gawai jelang jam tidur. Terangkan bahwa ini dilakukan demu kebaikan dan kesehatan diri mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun