Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Beginilah Risiko Kesehatan Mental yang Ditanggung Bayi dan Anak yang Tumbuh di Kota-kota Besar

29 Agustus 2021   13:52 Diperbarui: 29 Agustus 2021   14:01 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hamil dan membesarkan anak di lingkungan yang berpolusi tinggi. Hati-hati! (Foto: Wikimedia)

AKHIR-AKHIR ini perbincangan publik sempat didominasi dengan isu child-free yang dihembuskan seorang pesohor internet. Ia dikenal sebagai YouTuber dan penulis juga. Intinya ia memproklamirkan dirinya dan pasangannya sudah bahagia tanpa harus melahirkan seorang anak.

Hebohlah jagat maya Indonesia yang memang sensitif soal isu-isu yang seperti ini. Maklum masyarakat kita masih belum paham mengapa pilihan itu bisa dibuat dan mengapa logika berpikirnya sampai ke arah sana.

Tanpa memihak keputusan orang yang dimaksud, kita semua mafhum bahwa memiliki anak sekarang bukan asal bisa melahirkan lalu memberi makan. Ada banyak faktor yang mesti disiapkan.

Salah satunya ialah kondisi lingkungan untuk membesarkan seorang anak. Berita buruknya, kondisi planet bumi ini makin lama makin buruk. Ini tak bisa disangkal lagi. Meski mungkin masih ada area-area yang terkesan bebas dari polusi, tapi apakah ada jaminan jangkauan polusi akan cuma berhenti di area-area tertentu itu saja? 

Kita seolah lupa bahwa bumi ini adalah satu kesatuan. Bukan potongan-potongan daerah yang berdiri sendiri, yang jika satunya terpolusi, lainnya tidak akan terpengaruh sama sekali. Pola pikir itu sudah harus diluruskan di zaman yang makin global begini.

Kenapa lingkungan yang sehat dan bebas polusi begitu penting bagi calon buah hati Anda?

Karena jika Anda tinggal di lingkungan yang level polusi udaranya di luar toleransi badan manusia, tak mustahil korbannya buah hati Anda di masa depan. Dan terutama kesehatan mentalnya.

Sebuah penelitian di Inggris Raya menemukan adanya fakta tingkat kasus gejala penyakit mental yang lebih tinggi di area-area yang menunjukkan tingkat polusi udara (akibat lalu lintas padat) yang luar biasa tinggi dan tak terkendali.

Salah satu zat polutan yang menjadi perhatian di sini ialah zat nitrogen oksida yang bisa berdampak pada kesehatan mental seorang anak di masa depannya. Menurut ilmuwan, efek buruk polusi udara bisa terasa pada diri anak hingga ia remaja.

Menurut studi yang dipublikasikan hasilnya oleh JAMA Network Open di bulan April 2021 lalu itu, kita jadi tahu bahwa makin banyak seorang anak terpapar polusi udara (terutama zat nitrogen oksida) sepanjang masa kanak-kanak dan remaja, semakin tinggi peluangnya untuk menderita penyakit dan kelainan mental.

Di usia 18 tahun, banyak gejala penyakit mental mulai terdeteksi dan bisa diamati dalam diri seorang individu.

Menurut seorang peneliti bernama Aaron Reuben dari Duke University, kaitan antara paparan polusi udara dan risiko menderita penyakit mental memang moderat. Belum tinggi sekali tapi ia mengingatkan: Karena paparan terhadap polusi udara begitu luas di bumi, zat-zat pencemar udara bisa menjadi penyumbang besar terjadinya tren kenaikan penyakit jiwa dan mental. Nah!

WHO saja mengingatkan bahwa hampir tidak ada manusia di muka bumi yang luput dari efek negatif pencemaran udara. Bahkan 9 dari 10 manusia di seluruh dunia terpapar pada polusi udara parah akibat zat pencemar yang dibuang dari kendaraan bermotor, pembangkit listri tenaga fosil (batubara, minyak bumi), pabrik-pabrik, pengolahan sampah dan proses industri di seluruh dunia.

Selain nitrogen dioksida tadi, ada juga zat timbal yang ditemui di asap kendaraan yang juga berpotensi membahayakan kesehatan mental anak-anak kita yang tinggal di perkotaan dengan lalu lintas padat mapun anak-anak yang tinggal di sekitar pabrik, kawasan industri, dan sebagainya.

Studi ini mengaitkan juga kondisi pencemaran udara dan tingkat kenaikan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit di China dan India, dua negara yang tingkat polusi udaranya sudah gila-gilaan. Dan kondisi udara Jakarta dan kota-kota besar kita juga tak mustahil mirip dengan kondisi di sana.

Jadi jika Anda saat ini calon orang tua, atau merencanakan memiliki anak, pertimbangkanlah masak-masak kondisi lingkungan di sekitar Anda. Jangan sampai penyesalan itu datang. (*/ @AkhlisWrites)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun