Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Mau Jualan Kulinermu Laris? Terapkan Teknik Bercerita!

11 Agustus 2021   13:20 Diperbarui: 12 Agustus 2021   04:51 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rendang daging, salah satu kuliner khas Indonesia dari Sumatra Barat. Sumber: Shutterstock/Ismed_Photography_S via Kompas.com

Kalau kita mau menilik kekayaan budaya kuliner sendiri, banyak sekali makanan dan minuman asli Indonesia yang memiliki cerita menarik, yang jika dikemas dengan menarik, akan bisa menaikkan persepsi masyarakat dunia tentang produk-produk kuliner kita. 

---

PERNAHKAH Anda bertanya kenapa dengan hanya menceritakan soal makanan, air liur kita terasa hampir menetes?

Sains membuktikan bahwa ada kaitannya lho antara bercerita (storytelling) soal makanan dan level kesedapan sebuah makanan di lidah penikmatnya.

Sebuah penelitian dilakukan Fakultas Sains dari University of Copenhagen di Indonesia dan berhasil membuktikan hipotesis itu. Tim peneliti melibatkan sejumlah partisipan orang Indonesia yang diberi tugas memberi level enak tidaknya sejumlah jenis tempe yag disajikan.

Sebagai orang Indonesia totok, kita tentu sudah paham cerita mengenai tempe. Panganan asli Indonesia yang dihasilkan dengan memperlakukan kedelai sedemikian rupa. 

Tentunya tidak ada unsur kejutan. Kita semua tahu rasanya tempe di mulut dan lidah setiap hari. Jadi kita bisa membuktikan apakah tempe jika digabungkan dengan cerita bisa bertambah lezat.

Peneliti membiarkan para partisipan menilai rasa 5 tempe modern dan 4 tempe tradisional.Ternyata para partisipan yang masih berusia muda ini menyukai rasa tempe modern.

Anehnya, begitu peneliti memberikan informasi/ cerita tentang bagaimana pembuatan sejumlah variasi tempe ini, mereka jadi lebih suka tempe yang tradisional.

Begitu penikmat tempe ini diberitahu bahwa kedelai yang jadi bahan tempe mereka itu dihasilkan petani lokal dengan menggunakan metode produksi tradisional, mereka menganggap tempe tradisional tadi lebih enak dari yang modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun