Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Berkah Terselubung di Balik Tubuh Pendekmu

27 Januari 2019   16:30 Diperbarui: 27 Januari 2019   21:50 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ada saat saya sangat mendambakan tubuh yang tinggi. Karena tubuh yang tinggi didengung-dengungkan banyak orang sebagai suatu aset yang menguntungkan. Bisa menjadi model, atau bisa menjangkau buku di rak yang tinggi; atau tampak lebih gagah. Setidaknya itulah yang dicekokkan para pengiklan lewat pariwara-pariwara yang menelusup telinga dan meresap ke alam bawah sadar kita semua.

Media pun membesar-besarkan persepsi "lebih tinggi, lebih baik" dengan menampilkan sosok-sosok model yang ideal. Tidak ada yang pendek. Semua semampai.

Orang-orang pendek atau merasa pendek pun berlomba-lomba untuk menambah tinggi. Berbagai cara ditempuh, dari memilih olahraga yang konon bisa menambah tinggi badan seperti berenang dan basket, sampai membeli produk penambah tinggi badan, atau alat penarik tubuh sehingga setidaknya kita bisa lebih tinggi beberapa sentimeter sebagaimana pernah diiklankan di televisi.

Semua omong kosong. Begitu usia pubertas kita tinggalkan, kemungkinan menambah tinggi badan sudah harus dilupakan karena secara alami memang sudah mandek. Tetapi Tuhan memang Maha Adil, karena di balik semua itu ada hikmahnya.

Sebuah studi ilmiah menemukan bahwa para pria yang tinggi badannya dianggap tidak begitu membanggakan, justru memiliki harapan hidup lebih panjang!

Dikemukakan oleh tim peneliti Kuakini Honolulu Heart Program dan Kuakini Honolulu-Asia Aging Study dan dipublikasikan oleh University of Hawaii di Manoa tahun 2014, tinggi badan dan harapan hidup memiliki kaitan langsung, setidaknya pada sejumlah pria Jepang yang menjadi subjek penelitian mereka.  

Bagaimana bisa? 'Biang keladinya' ialah gen panjang umur yang berkode FOXO3. Gen ini ditemukan dalam tubuh para pria Jepang yang bertubuh pendek dan kecil.

Gen ini dikatakan bisa membuat seorang pria memiliki tingkat gula darah dan risiko kanker yang lebih rendah juga.

Seberapa pendek yang dimaksud di sini? Ilmuwan menyatakan subjek penelitian mereka ialah para pria Jepang dengan tubuh setinggi cuma 5 kaki 2 inchi (setara kira-kira 152,4 cm), 5 kaki 4 inchi (kurang lebih 162 cm).

Mereka yang tingginya cuma 152 cm justru ditemukan lebih panjang umur daripada rekan-rekan mereka yang lebih tinggi. "Makin tinggi, makin pendek umur pria," terang John A. Burns, seorang ilmuwan dan juga pengajar di University of Hawaii.

Nah, setelah mengetahui ini, apakah Anda masih akan mengejek atau meremehkan rekan-rekan Anda yang lebih pendek? (*/)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun