Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

'Surga' yang Hampa

2 April 2017   16:37 Diperbarui: 4 April 2017   15:15 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seorang teman pernah mengatakan bahwa dirinya mendambakan pensiun dini. Dan untuk itu, ia telah merancang rencana besarnya untuk berpindah tempat tinggal. Tak main-main, ia akan menyeberangi samudera demi menjejakkan kaki dan membangun kehidupan baru di teritori seorang perdana menteri yang digandrungi karena kesantunan, kegantengan dan kemahiran beryoganya. 

.

Saya mengamini. Tak mau memecahkan impian masa depannya berkeping-keping, saya simpan pendapat pribadi bahwa ia mungkin mesti berpikir ratusan kali sebelum bermukim di sana.

.

Bukan karena negeri mapel itu kurang kondusif, kurang tertata, atau kurang sejahtera, kurang aman dibandingkan Indonesia yang morat-marit, kocar-kacir dalam berbagai lini ini. Tetapi karena sesungguhnya hidup di sana, untuk orang seperti dia yang suka mengikuti dinamika politik, akan sangat membosankan.

.

Bagi orang Indonesia yang dibesarkan di tengah hiruk pikuk media dan terutama sekarang media sosial, media mungkin membosankan. Itu karena pikiran mereka selalu dijejali dengan berita-berita dan konten soal peristiwa dalam negeri yang seolah tiada habis-habisnya dikais para kuli ketik baik yang profesional dan kredibel seperti jurnalis media utama hingga yang amatir dan subjektif seperti narablog.

.

Tetapi tahukah apa yang lebih membosankan dari mengikuti berita-berita kebobrokan negeri dan bangsa kepulauan khatulistiwa ini? Jawabannya adalah mengkonsumsi konten media dalam negeri yang malah isinya kebanyakan berita luar negeri.

.

Itulah yang terjadi di negeri pohon mapel itu. Penduduknya cuma sejumput dibandingkan Indonesia yang rakyatnya pandai meningkatkan lajunya beranak pinak. Bagi media lokal untuk menemukan peristiwa-peristiwa yang layak dimuat dan dianggap bernilai berita karena penting diketahui publik di sekitar mereka tidak mudah. Kondisi masyarakat begitu damai. Friksi antarkelompok rendah. Kesejahteraan terjamin. Demonstrasi tak banyak, kalau tak bisa dikatakan tak pernah. Bencana alam juga minim. Politikus-politikus juga tidak sekorup dan sebandel di Indonesia. Tindak kriminal juga muncul sesekali saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun