Mohon tunggu...
Ridwan Adi
Ridwan Adi Mohon Tunggu... wiraswasta -

SATU spiritualitas..SATU Identitas...SATU kebenaran..SATU pengertian..SATU hati...SATU kesadaran...SATU kemanusiaan...SATU keyakinan...SATU AGAMA..,[ IALAH DIRIMU SENDIRI ]. It's Just About Yourself and for yourself...*HUMANKIND*

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Monarki Dan Demokrasi ?

6 Desember 2010   11:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:58 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aristoteles adalah satu- satu orang yang mempunyai pandangan politik yang dianggap ketinggalan zaman bila dibanding dengan pandangan umum para filosof  Yunani. Walaupun Ia adalah filosof besar yang tampil paling terakhir setelah Socrates dan Plato namun ada satu gagasanya yang sangat kontroversial yang membuatnya dianggap ketinggalan zaman. Ia mengatakan bahwa ada tiga bentuk terbaik dari model pemerintahan , yaitu Monarki, Aristokrasi dan dan Republik Konstitusional. Ia bahkan menjelaskan bahwa jika ketiganya disalah gunakan maka akan rusak menjadi Tirane, Oligarki dan Demokrasi ( The Everything Great Thinkers Book , James Manion ).

Yang paling aneh dan kontroversial adalah ia menyebut Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dihasilkan oleh penyalahgunaan  bentuk pemerintahan Republik Konstitusional. Sungguh amat bertolak belakang dengan keyakinan manusia modern saat ini yang begitu mengagungkan Demokrasi. Demokrasi dalam pandangan Aristoteles tidak hanya buruk namun merupakan bentuk pemerintahan dari hasil penyalahgunaan. Sebaliknya Aristoteles menyebutkan bahwa bentuk Monarki adalah bentuk pemerintahan terbaik  jika ia tidak disalahgunakan. Monarki akan menjadi Tirani jika disalahgunakan.

Sepertinya jika kita menengok isu terakhir mengenai perseteruan demokrasi dan Monarki di DIY ( Daerah Istimewa Yogyakarta ) , referensi ini bisa menjadi penerang bahwa memang  kecenderungan- pro terhadap Demokrasi perlu dipertimbangkan lagi. Karena dari sumbernya sendiri Demokrasi tidak mendapatkan pengakuan positif , bahkan dikatakan sebagai sistem hasil penyalahgunaan Republik Konstitusional.

Dan secara fakta terlihat bahwa aplikasi dari demokrasi di Indonesia memang sangat buruk. Demokrasi hanyalah basa- basi politik untuk meraih kekuasaan. Banyak manipulasi Pemilu, kebohongan yang semakin menelantarkan rakyat. Selain itu dana yang dikeluarkan juga menjadi pemborosan negara. Uang rakyat kecil yang seharusnya diprioritaskan untuk kepentingan masyarakat lemah terbuang sia- sia hanya untuk ceremonial demokrasi .

Keburukan Demokrasi terlihat lebih banyak dari pada kesuksesanya. Demokrasi sangat rentan terhadap manipulasi dan memutar- mutar arah kepemimpinan bangsa ini. Bangsa ini menjadi mengalami kehampaan dan kehilangan driver  pemerintahan.Padahal yang dibutuhkan bangsa ini adalah arah dan gerakan untuk maju.

Dan kepemimpinan Demokrasi memang sangat aneh, dalam Islam pun tidak mengenal kepemimpinan seperti ini. Islam hanya mengenal Musyawarah dan dalam sejarah awal Islam  pemimpin di pilih melalui penetapan seperti yang terjadi di Yogyakarta.

Bagi sebagian kita yang begitu mengagungkan Demokrasi seharusnya mempertanyakan kembali tentang sistem ini. Apakah relevan untuk  berpihak pada sistem ini atau justru Demokrasilah penyebab malapetaka ini. Perlu menjadi pertanyaan , dan tak ada perubahan tanpa keberanian untuk merubah. !!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun