Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

| Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada | Bachelor of Nursing Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Teknik Bantuan Hidup Dasar pada Korban Henti Jantung

19 Februari 2020   09:10 Diperbarui: 19 Februari 2020   18:21 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyeri Dada | Foto: Thinkstockphotos via KOMPAS.com

Henti jantung atau cardiac arrest menjadi kondisi yang sering terjadi, ada 7 juta kasus dengan cardiac arrest berujung dengan kematian setiap tahunnya.

Kali ini penulis ingin berbagi bagaimana melakukan tindakan pemberian bantuan hidup dasar. Bantuan ini bertujuan sebagai pertolongan pertama pada pasien yang mengalami cardiac arrest atau henti jantung.

Di jalanan maupun tempat lainnya, kejadian ini sering mengintai siapapun terlebih mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Hal pertama ketika kita berada dalam situasi bertemu pasien yang tiba-tiba jatuh adalah menghindari kepanikan dengan melihat kondisi lingkungan disekitar apakah aman bagi penolong juga penderita.

Cobalah mendekat ke korban dan aturlah posisi dengan benar. Jika korban telungkup maka kita bisa mengubahnya menjadi terlentang. Posisi ini aman untuk menilai secara keseluruhan korban.

Hal pertama yang dapat kita lakukan yaitu menilai kesadaran atau check response korban dengan menepuk bahu sambil menyebut "pak/bu" pada korban. Jika tidak ada jawaban disertai dengan tidak membuka mata dan bergerak maka kondisi pasien dalam keadaan tidak sadar.

Kedua yaitu memanggil orang-orang disekitar untuk segera menghubungi petugas emergency dan menginformasikan jika ada pasien tidak sadar di lokasi tersebut.

Emergency call jika di kota-kota besar sangat siap 24 jam melayani seperti 119 Ambulance Gawat Darurat (AGD) Dinkes Jakarta.

Ketiga, kita bisa meraba nadi pasien di bagian leher atau yang biasa disebut dengan pemeriksaan arteri karotis. Perabaan nadi dilakukan <10 detik sambil melihat pergerakan dinding dada dan mendengar bunyi suara dengan mendekatkan telinga kita ke muka korban.

Jika nadi tidak teraba maka persiapan selanjutnya yaitu melakukan kompresi atau penekanan pada dada penderita sebanyak 30 kali dalam 5 siklus. Kompresi dilakukan pada dada sebelah kanan dimana jantung terletak dengan kedalaman 2 inci atau 5 cm.

Teknik selanjutnya yaitu membersihkan jalan nafas di area mulut korban sambil melihat apakah ada sumbatan pada area mulut dan antisipasi lidah terbalik yang dapat membahayakan jalan nafas korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun