Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

| Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada | Bachelor of Nursing Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Arab Saudi di antara Valentine dan Bunga

15 Februari 2020   08:35 Diperbarui: 14 Februari 2021   11:44 5148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita Saudi membeli bunga | foto : Rancah.com

Kekakuan kemudian dikikis perlahan sampai pada puncak kebijakan berupa diberikannya wewenang kepada wanita untuk dapat menyetir mobil sendiri, pembukaan bioskop, dan kebijakan saudization di semua sektor kerja, terkecuali sektor kesehatan.

Penulis tidak ingin membahas kebijakan tersebut, namun hal terpenting yaitu bagaimana dengan perayaan tahun baru, valentine days dan sebagainya. Penulis ingin berbagi bagaimana acara-acara ini berlangsung di Saudi Arabia.

Di kota-kota seperti Jeddah dan Dammam bisa dikatakan agak bebas seperti aktivitas para warga yang memakai niqob (cadar) atau bertemunya laki-laki dan perempuan bukan muhrim pada tempat-tempat makan dan perbelanjaan.

Ini kontras dengan aktivitas warga di kota-kota lain pada umumnya yang masih berpegang teguh pada adat dan budaya.

Jeddah dan Riyadh, misalnya, jika dibandingkan kedua kota ini nuansa islaminya akan terasa berbeda. Jeddah lebih bebas, sementara Riyadh masih dengan nilai-nilai keIslaman yang kuat.

Atau Perbandingan lain antara Dammam dan Madinah. Maka kita akan menemukan perbedaan yang sangat mencolok di mana Dammam lebih bebas dalam setiap aktivitas jika dibandingkan dengan Madinah yang masih berpegang teguh pada sistem yang ada.

Pada perayaan tahun baru, Saudi juga tidak kalah dengan negara timur tengah lainnya yang selalu meledakkan kembang api di gedung-gedung tinggi.

Tahun 2020, misalnya, ucapan "Happy New Year" juga terjadi di Kingdom Tower, ikon Saudi Arabia di Riyadh. 

Apakah masyarakat keluar dan menyaksikan?

Sebagian mereka keluar namun kebanyakan dari mereka yang merayakan adalah ekspatriat yang bekerja di Saudi Arabia. Para ekspatriat itu didominasi dari negara-negara luar seperti Filipina, India, Pakistan, dan Mesir yang punya latar belakang negara dan sistem yang berbeda dengan Saudi Arabia.

Di perayaan valentine days, ada beberapa hal yang harus dilihat secara objektif agar dalam menilai bahwa di Saudi Arabia perayaan seperti itu tidak diminati penduduk asli. 

Jika di media-media sosial banyak bertebaran ucapan selamat atas hari kasih sayang itu, maka ucapan itu lebih banyak diungkapkan oleh para ekspatriat yang bekerja di Saudi Arabia. Kita ketahui bahwa ekspatriat yang bekerja di berbagai sektor terutama di sektor kesehatan hampir 85% berasal dari luar Saudi.

Ada semacam menghargai keberadaan mereka dengan tetap memberikan kebebasan berekspresi, namun masih dalam aturan dan batasan-batasan yang wajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun