Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

| Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada | Bachelor of Nursing Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Arab Saudi di antara Valentine dan Bunga

15 Februari 2020   08:35 Diperbarui: 14 Februari 2021   11:44 5148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita Saudi membeli bunga | foto : Rancah.com

Saya kaget membaca sebuah berita di media online tentang valentine days di Arab Saudi atau Saudi Arabia. Tulisan itu menjelaskan tentang bunga-bunga yang sudah mulai dijual saat hari valentine tiba.

Hal ini kemudian menggelitik kesadaran saya untuk menulis sekaligus menguak fakta-fakta yang sebenarnya ada dan terjadi di negara konservatif ini. 

Satu hal yang ingin saya ceritakan yaitu bagaimana menjelaskan tentang bunga-bunga yang menghiasi sudut kota di Saudi Arabia tiap harinya sebagaimana uraian berita di media online tersebut.

Lumrah jika kemudian "bunga" dijadikan sebagai ikon kasih sayang. Kita akan merasa gembira jika diberikan bunga pada saat melamar kekasih, wisuda, atau sekadar saling mengasihi antarsesama.

Jiwa berkasih sayang kemudian tercipta ibarat mekar dan harumnya bunga ditambah kata-kata indah nan romantis yang bisa membuat cinta tumbuh dan bersemi.

Sejak penulis tinggal di Saudi Arabia, ada kedamaian yang terasa namun juga ada kekakuan yang tercipta.

Kedamaian dalam beribadah sangat terasa jika berada di negara ini, namun kekakuan dalam bekerja, beraktivitas dan menyampaikan pendapat secara bebas sangat terasa jika bermukim di sini. Akan ada aturan-aturan yang membawa kita pada kesadaran bahwa keteraturan itu penting untuk menjamin kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

Lain lubuk lain ikannya, mungkin itu yang bisa kita gambarkan saat kita berada pada alam yang berbeda. Rasa mencari tahu kemudian muncul dan dari itu kearifan juga pengetahuan tentang budaya serta adat istiadat tercipta. 

Tidak mudah saat belajar budaya, perlu kesabaran sekaligus rasa tahu diri yang tinggi juga bagaimana menempatkan diri pada jalur yang benar. Banyak yang mengabaikan itu semua dengan cara memberi stigma negatif dan seolah-olah budaya sendiri yang baik padahal belajar perbedaan justru punya makna yang luas dan mendalam.

Sebagai negara konservatif, Saudi Arabia memang jauh dari budaya kebarat-baratan. Negara ini masih memegang teguh adat dan budaya Islam yang kental.

Namun memasuki era 4.0, pemerintah Saudi kemudian berbenah dengan memberi kebebasan bersyarat kepada warganya untuk mau ikut andil dalam setiap kegiatan yang dapat memberi manfaat bagi diri dan negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun