Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

| Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada | Bachelor of Nursing Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ketika Jalan Dibelokkan Tuhan

9 September 2019   08:00 Diperbarui: 9 September 2019   08:03 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya kecintaan kepada pekerjaan lahir dari kecintaan kita akan mimpi yang kemudian kita upayakan untuk di raih dan wujudkan. Sebagian orang melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan visi dan misi diri, salah satunya dengan melanjutkan study ke jenjang yang lebih tinggi atau bekerja guna meraih peluang dan cita-cita yang diinginkan. Untuk itu sebagian kita sepakat jika Impian adalah motivasi hidup yang mengarahkan seseorang untuk meraih visi dan misi kedepan.

Namun hidup selalu memberi makna, antara harapan dan kenyataan yang berbeda serta hal-hal lain yang tidak terduga. Disadari atau tidak, semuanya akan memahami jika proses yang dilewati adalah skenario Tuhan meski kehendak kita berbeda dari yang di skenario kan.

Adalah sebuah jalan dan impian ketika saya memulai usaha menjadi praja sejak SMA. Cita-cita itu bulat, doa mengiringi kemudian gerak mengamini dengan segala daya dan upaya. Tapi apa hendak dikata, nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) anjlok dan kemudian membuat mimpi itu jauh di atas dan meninggalkan pemiliknya. Meski dukungan dari beberapa pihak begitu menyakinkan, namun apa boleh buat, hanya rasa malu dan kecewa bercampur aduk ketika melihat realita yang sesungguhnya.

Melanjutkan studi Keperawatan dengan basic ilmu sosial ibarat berjalan di dua arah yang berbeda kemudian menyesatkan diri sendiri, sempat ragu untuk melanjutkan namun harapan orang tua sungguh menguatkan. Jika dipikir-pikir, maka tiada yang perlu di kecewakan karena hidup harus tetap berjalan, itulah kata-kata yang memotivasi .

Dengan banyak membaca, mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler pada saat itu, angan akan praja sedikit terkikis. Mulai mencintai dunia baru sebagai orang kesehatan tidak membuat saya hilang arah tetapi menyadari dan melihat kedalam bahwa sesungguhnya dunia kesehatan juga memberi warna baru.

Perlahan mimpi itu seketika berubah ketika mendengar slogan "Hidup adalah perbuatan", kata-kata itu masih terngiang di telinga dan menyakinkan saya bahwa hidup adalah untuk berbuat. Apapun latar belakang profesi, suku, agama dan budaya tujuannya adalah sama yaitu berbuat untuk kemanfaatan.

Sejak menekuni dunia yang sebenarnya di keperawatan, ada rasa gembira dan sedih ketika awal bekerja. Melakukan pemeriksaan pada klien dari kepala sampai kaki, menjaga klien dari awal datang hingga pulang, menemani ketika gelisah dan sedih serta membantu kebutuhan dasar klien adalah panggilan jiwa yang perlahan saya sadari.

Di profesi ini saya berbuat, banyak hal tak terduga dari skenario Tuhan ketika menyadari dan menerima dengan sepenuh hati. Meski tersesat dijalan yang lurus, namun kesesatan itu perlahan membawa ke jalan baru yang sungguh tidak terduga baiknya. Keperawatan mengantarkan saya untuk bisa bekerja di Luar negeri, naik pesawat dan melewati beberapa negara serta beribadah.

Terkadang mimpi itu memberi jalan lain, adakalanya orang-orang yang bermimpi besar berhasil mencapai impiannya tapi ada juga mimpi yang dibelokkan Tuhan kemudian kita berusaha meraihnya meski dijalan yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun