Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

| Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada | Bachelor of Nursing Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Potret Rumah Ilmu, antara Realita dan Idealita

10 Agustus 2019   07:00 Diperbarui: 10 Agustus 2019   07:19 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pengajar| Gambar oleh Bowie15 dari Kompas Lifestyle

Realita ini apabila dibiarkan terus berlangsung maka bisa berpengaruh terhadap eksistensi perguruan tinggi sebagai rumah ilmu. Memang dunia pendidikan ini serba kompleks, sebab tidak hanya manusia yang menjadi objeknya melainkan ilmu pengetahuan dan juga masa depan. 

Student learning centre yang digalakkan oleh perguruan tinggi dihajatkan agar kedepan lahir mahasiswa-mahasiswa yang mampu berfikir tinggi (kreatif dan inovatif) bukan sebaliknya mahasiswa di tekan, dipersulit bahkan dihinakan dalam proses pembelajaran.
 
Outcome dan Impact
 
Jika demikian realitanya, bagaimana mungkin perguruan tinggi akan dapat mengembangkan pendidikan karakter yang menjadi cita-cita mulia jika dalam proses pembelajaran masih mengedepankan cara lama yang tidak adil. Jika input dan proses secara keseluruhan berupa tekanan, cacian, hinaan dan kekakuan maka dipastikan output dan outcome juga berimplikasi terhadap masa depan pendidikan itu sendiri. 

Pendidikan karakter yang sejatinya mendekatkan kepada nilai-nilai ketuhanan dan keilmuan berubah menjadi tempat yang tidak humanis dan jauh dari nilai-nilai spritiual keagamaan, laboartorium ilmu hanya menjadi simbol, kebenaran hanya menjadi milik para pengajar semata dan suasana saling bekerjasama "In co Parentis" berubah menjadi suasana saling meniadakan.
 
"Jika dosen mengajar dengan hati, mahasiswa akan mendengarkan dengan hati, jika mengajar dengan cinta maka akan diterima dengan cinta dan jika menghargai mahasiswa maka maka mahasiswa pun menghargai" kalimat ini sangat bermakna jika realita demikian, namun kalimat tersebut hanya menjadi idealita yang jauh panggang dari apinya. 

Institusi sebagai rumah ilmu tidak hanya memberi pembelajaran kepada peserta didik namun harus memiliki inovasi dalam mendidik. Banyaknya pendidik yang tidak up to date dengan bahan ajar yang diberikan merupakan salah satu ciri dari minimnya inovasi dalam pembelajaran. 

Jiwa kritis mahasiswa hilang karena sebagian dari mereka lebih mengutamakan penghormatan daripada memberi antitesa dari mata ajar yang diterima.
Kedepan, harapan akan hasil pendidikan akan kita lihat dampaknya, namun semua belum selesai manakala kita menyadarinya kemudian bersama mengubah wajah pendidikan lebih baik, tentu dengan kurikulum yang baik, nuansa belajar yang nyaman, pendidik yang inovatif dan kreatif serta institusi pendidikan yang mampu melihat tantangan kedepan tidak hanya mengejar reputasi akan akreditasi tetapi juga mampu melihat kebutuhan mahasiswa kemudian diberdayakan.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun