Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Capres PDIP Itu Urusan Saya!

12 Januari 2023   02:33 Diperbarui: 15 Januari 2023   01:14 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto-jabar news

"Urusan calonnya itu adalah hak ketua umum. Pokok'e, enggak mungkin Ibu jebloskan kalian ke sumur," ujar Megawati sumringah. Ramai media mendaftar hadir untuk liputan karena kabar kejutan itu.

"Yang daftar 150 (media) dalam luar negeri. Kenapa ya, orang ini sebetulnya seremonial 50 tahun, karena ini yang ditunggu tunggu kalau orang main taruhan sudah masang, yang mau diumumkan Ibu, siapa?" kata Megawati,

Perayaan HUT Emas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ke-50 kemarin seolah menjadi antiklimaks pengumuman capres PDI-P, seperti dihembus media beberapa hari kemarin.

Padahal Megawati tak deklarasikan capres dalam pidato politiknya di HUT ke-50 PDI-P itu. Megawati Soekarnoputri memastikan tidak akan mengumumkan capres yang akan diusung pada Pilpres 2024, saat itu.

Ia awalnya justru keheranan karena banyaknya media mau meliput acara HUT ke-50 PDI-P lantaran disebut-sebut bakal mengumumkan capres PDI-P.

Kejutan batal

Perayaan HUT PDI-P pada Selasa (10/1/2023) berakhir tanpa kejutan soal pengumuman calon presiden (capres). Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, yang diberikan amanat Kongres PDI-P untuk mengumumkan capres, belum mengumumkan capres yang dipilihnya, barangkali hingga satu pekan ke belakang.

Dengan politik kehati-hatian yang dimainkan Megawati, sebenarnya banyak pihak menilai, tak mungkin Megawati secepat itu memutuskan untuk membongkar rahasia, siapa capres yang akan diusung dari PDIP. Kecuali memberikan clue dalam pidatonya, bahwa calonnya berasal dari internal partai.

Dengan perlakuan yang agak berbeda terhadap Ganjar selama ini, publik tak mau berspekulasi jika Ganjar atau Puan diantaranya yang akan dipilih. Setidaknya alasannya karena Ganjar berelektabilitas tinggi dan merupakan salah satu kader terbaik PDIP saat ini.

Sementara Puan kekuatannya berada pada hak prerogatif Megawati sebagai Ketua Umum PDIP yang dengan kewenangannya dapat saja menunjuk puteri mahkotanya itu sebagai calon yang bakal maju.

Trauma Masa Lalu

Mengapa Megawati berhati-hati, salah satunya adalah pembelajaran kekalahannya pada pemilu 2004, 19 tahun silam. Ketika itu Mega begitu yakin akan memenangkan pemilu ketika berpasangan dengan Hasyim Muzadi, melawan pasangan SBY-Jusuf Kalla yang notabene adalah mantan menterinya.

  • Namun pada putaran kedua Mega kalah telak suara. Jauh sebelum peristiwa itu Megawati telah melakukan investigasi siapa para menterinya yang akan maju dalam pencalonan presiden. Ketika itu SBY, Hamzah Has dan Yusril adalah nama-nama yang kemudian muncul dan harus diwaspadainya.

Tentang SBY, meskipun dari hasil investigasi Mega, ia termasuk calon yang akan maju dalam pemilu, namun setiap kali dikonfrontir oleh media selalu menyatakan keengganananya untuk menjawab secara lugas, hanya mengatakan lebih berkonsentrasi pada pekerjaannya sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan-menkopolkam.

Dalam hari-hari terakhir setelah terjadi gesekan dengan Megawati sehingga perannya sebagai menkopolkam tak lagi berjalan dengan baik, SBY memutuskan untuk mundur dengan alasan tersebut.

Dua hari setelahnya SBY memulai kampanyenya di Jawa dan dilanjutkan dengan kunjungan ke selauruh Indonesia melalui partai yang dibuatnya bersama istri dan teman-temannya, Partai Demokrat . Partai itu menjadi kendaraannya menuju kursi RI-1 yang dicapainya dengan gemilang.

Peristiwa itu adalah trauma dan kekalahan Mega terbesar. Bahkan dalam orasinya setelah pelantikan SBY, Megawati menyatakan bahwa  "saat pemilu mereka tidak kalah, namun hanya kurang dukungan suara". Hal itu mengindikasikan bahwa Megawati belum ikhlas menerima kenyataan jabatan presiden yang tak lama disandangnya dengan cepat terlepas dari tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun