Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Keluarga Menjadi Pelaku Kekerasan Anak, Bagaimana Kita Bertindak?

26 September 2022   10:37 Diperbarui: 6 Oktober 2022   14:49 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi empat tahun setelahnya untuk mendapatkan uang kesejahteraan yang digunakan untuk keperluannya sendiri, Pearl (ibu Gabriel) meminta kembali anaknya melalui skenario jahat, bahwa pasangan gay itu telah melakukan pelecehan terhadap anaknya, sehingga dengan mudah Pearl mendapatkan kembali Gabriel. Beruntung ketika itu kakek dan neneknya masih ada, sehingga Gabriel mendapat perlindungan yang cukup.

Awal Mula Kekerasan

Ibu Gabriel kemudian menikah lagi dengan Isauro Aguirre seorang security guard di RS Lansia dan pindah kerumah Isauro di Los Angeles dengan membawa semua anaknya termasuk Gabriel.

Entah karena kondisi ekonomi, dan seperti kita tahu sebelumnya bahwa kelahiran Gabriel sebenarnya tak pernah diinginkan ibunya, faktor uang kesejahteraan sajalah alasan Gabriel dipertahankan hidup.

Ketika Gabriel bersekolah, gurunya merasakan hal yang aneh terhadap Gabriel karena kondisi luka-luka disekujur tubuhnya. Apalagi ketika Gabreil justru mengajukan pertanyaan aneh.

"Guru, Apakah normal jika Ibu saya memukul saya?" guru itupun bingung sambil menjawab "ya normal-normal saja jika anak itu nakal" kemudian Gabriel menanyakan lagi "Apakah normal jika ibu saya memukul saya dengan ujung tali pinggang yang ada metal runcingnya?" dan ini pun langsung membuat si guru takut dan langsung menelpon layanan perlindungan anak.

Dua hal yang luput dari perhatian mereka setelah kejadian itu adalah,

Pertama; bahwa Gabriel tengah berusaha mencarai perlindungan dan bala bantuan atas masalah yang sedang dihadapi. Ia masih menguji dengan pertanyaannya apakah memungkinkan orang lain bisa bertindakan membantunya mengatasi masalah berat yang sedang dihadapi?.

Ia berharap gurunya menjadi orang pertama yang tahu masalahnya d an dapat menjadi tempatnya mencari jawaban tentang bantuan perlindungan yang bisa diperolehnya.

Kedua; keterlibatan  lembaga atau dinas layanan perlindungan anak yang dijadikan solusi oleh gurunya ternyata tidak berjalan sebagaimana harapan Gabriel. Guru yang awalnya merasa lembaga itu dapat menjembatani masalah Gabriel, justru sebenarnya sedang memasukan Gabriel ke dalam neraka tingkat lebih tinggi di rumahnya.

Atas pengaduan tersebut, Gabriel justru mendapat siksaan lebih fatal. Orang tuanya hanya beralasan Gabriel anak nakal, dan pernyataan itu dianggap oleh guru dan pihak layanan perlindungan anak sebagai hal yang mestinya lebih diketahui oleh orang tuanya daripada mereka.

Dan jika Gabriel membantahpun masih dianggap bahwa hal itu hanya merupakan pembelaan  agar tak mendapat kekerasan dari orang tuanya. Pihak perlindungan anak juga tak berpihak kepada Gabriel dengan memberinya nasehat.

Pada akhirnya ketika kasus kekerasan semakin brutal dan luka-luka semakin mengerikan, Gabriel  hanya bisa berbohong kepada guru dan dinas layanan perlindungan bahwa  apa yang dideritanya adalah akibat kesalahannya sendiri. Bisa jadi itulah alasan yang dipesan orang tuanya agar ia tidak mendapat kekerasan tambahan di rumah.

Tanpa pilihan kedua dan lainnya, Gabriel menjalani kekerasan itu semakin intens, tanpa solusi apapun yang dapat ia peroleh termasuk dari para guru dan layanan perlindungan anak yang awalnya diharapkan Gabriel menjadi solusi.

Pilihan melarikan diri sangat sulit dalam situasi dan kondisi sebagai anak-anak yang masih butuh perlindungan dan bantuan bertahan hidup.

Salah satu kekerasan yang Gabriel sembunyikan dari para gurunya, bahwa ia ditembak oleh ibunya dengan pelet BB Gun. Dan ketika ia mencoba mengadu untuk keduanya kalinya pada akhirnya justru membuatnya disiksa lebih berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun