Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tokoh Perempuan Ikonik Dalam Google Doodle Spesial

4 April 2022   19:52 Diperbarui: 5 April 2022   10:51 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

google-624b04c432c4c626c108e283.png
google-624b04c432c4c626c108e283.png
 draft awal google doodle Siti latifah Herawati Diah

img-20200504-wa0009-cajkrawarta-624b0520bb448615837b7103.jpg
img-20200504-wa0009-cajkrawarta-624b0520bb448615837b7103.jpg
cakrawarta

Begitu membuka laman beranda utama Google, ada suguhan spesial dalam tampilannya 3 April 2022 kemarin. 

Ilustrasi tiga bilah lukisan cat air itu menggambarkan tiga cerita dari  tokoh pers nasional dan juga pelaku sejarah Indonesia, Siti Latifah Herawati Diah.  Dedikasi beliau sebagai akademisi yang produktif selama karirnya sebagai insan pers.

Sketsa Google Doodle itu menandai peringatan hari kelahiran Siti Latifah sosok jurnalis wanita terkemuka Indonesia yang ke-105 tahun.

Mungkin tak banyak publik yang mengenalnya se-populer Kartini dengan catatan Habis Gelap Terbitlah Terang, kumpulan korespondensinya dengan CH. Abendanon. 

Bahkan dalam banyak narasi sejarah, sang suami BM Diah justru lebih banyak muncul. Tidak lain karena kiprahnya sebagai salah satu jajaran tokoh penting di kementerian negara di awal berdirinya negara Indonesia.

Ketika itu peran perempuan dalam pers juga tidak menonjol. Herawati menjadi salah satu tokoh pembuka jalan itu. Dengan dedikasi, kapasitas keilmuannya sebagai lulusan collage jurnalistik bergengsi di Berkeley, ia melejitkan peran perempuan dalam dunia pers Indonesia.

liputan6.com
liputan6.com

Tokoh penting pers  Nasional itu kelahiran Tanjung Pandan Belitung, 99 tahun lalu, pada 3 April 1917,  dan meninggal pada 30 September 2016 di Jakarta. Dinamika masa lalunya penuh dengan kisah romantisme tentang tuntutan menjadi pribadi istimewa karena latar belakang kehidupan priyayinya yang justru tak membuatnya merasa tinggi dan berbeda.

Sejak belia beliau dituntut, tak hanya faham pendidikan agama, budaya dan tradisi Indonesia, tapi juga adaptasi kehidupan gaya hidup Barat, sebagai cara mengimbangi intelektual kaum penjajah.

Ini yang kemudian menjadi salah satu motivasi besarnya dan menjadi dasar keyakinan yang mengantarnya menjadi wanita Indonesia pertama yang lulus dari universitas Amerika Serikat  di tahun 1939. Setelah tamat dari ELS (Europeesche Lagere Schoo) Salemba, dan American High School Tokyo.

Sebagai perempuan yang sejak muda ditempa pemikiran kritis kedua orang tuanya, Raden Latip dan Siti Alimah, Herawati memilih pendidikan study sosiologi di Barnard College, yang berafiliasi dengan Columbia University di New York.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun