Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Merindu Cahaya de Amstel" (2022), Sebuah Cara Romantis Melawan Phobia

20 Januari 2022   20:04 Diperbarui: 23 Januari 2022   21:46 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: gramedia.com
Sumber: gramedia.com

Sumber: pikiran rakyat
Sumber: pikiran rakyat

Ini menjadi buku kedua karya Novelis Arumi Ekowati yang diadaptasi dari novel menjadi wujud tontonan layar lebar. Judul filmnya pun persis sama dengan judul novelnya; "Merindu Cahaya de Amstel". 

Sebelumnya, film berjudul, "Aku Tahu Kapan Kamu Mati" yang bergenre misteri juga berasal dari karya Arumi, dan menjadi tontonan yang ditunggu penggemar sineas Indonesia.

Isu Sensitif Phobia Agama

Skenario asli dari adaptasi novel, mengisahkan perjalanan spiritual gadis Belanda yang memeluk agama Islam. Di tengah isu phobia agama yang menyeruak di Eropa, isu yang diangkat, sebenarnya cukup sensitif dan sempat menjadi polemik Timur-Barat yang intens.

Film bergenre religi romantis ini, selain menawarkan nilai-nilai kehidupan yang tinggi, juga diselingi balutan komedi satir, sehingga keseriusan isu kekerasan terhadap kelompok Muslim yang pernah marak, diredam menjadi tontonan yang asyik tapi bermuatan penting.

Film ini menjadi semacam "jembatan" pemahaman, tentang perbedaan yang semestinya justru menjadi keberagaman.

Di tahun 2020, mahasiswa Muslim yang tengah studi di Eropa mengalami masalah karena persoalan kesalahpahaman tentang Islam dan penganut yang melakukan aksi-aksi teror, dengan mengatasnamakan agama.

Pemicu lainya, diantaranya, gelombang migrasi pengungsi dari kawasan konflik yang bergejolak di Timur Tengah dan Balkan ke negara-negara di Eropa, sehingga memicu gejolak sosial-politik, utamanya gesekan soal terorisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun