Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Empat Tahap Pornografi Mengubah Anak Menjadi Predator

20 Januari 2022   09:45 Diperbarui: 12 April 2022   20:48 1375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak mulai kecanduan konten pornografi di internet. Sumber: nakita.grid.id

Kasus itu mengalami peningkatan selama masa pembelajaran daring, ketika akses anak-anak terhadap gadget meningkat, disertai sikap permisif orang tua dalam rangka belajar dan tidak ada kontrol yang ketat. Kini tingkat kecanduan terhadap gadget juga meningkat akibat "pembiasaan" yang tidak sengaja selama masa sekolah daring.

Ada Apa dengan syaraf PFC atau pre frontal cortex?

PFC merupakan bagian depan otak yang terletak di belakang dahi. Pre frontal korteks adalah suatu bagian otak yang spesial pada manusia, yang berfungsi untuk mengatur fungsi eksekutif, yaitu kemampuan merencanakan sesuatu, membuat keputusan, memecahkan masalah, mengontrol diri, mengingat instruksi, menimbang konsekuensi dan masih banyak lagi.

Hal paling mengkuatirkan dari kerusakan pre frontal korteks, karena ketika konten pornografi mendominasi fokus anak-anak dalam mengakses, maka dampak fatalnya adalah kerusakan akhlak anak di masa depan nanti. 

Secara perlahan, seperti candu , PFC yang mengatur managemen kendali di dalam diri seseorang seperti terkait sopan santun, etika, pengaturan emosi, akan mengalami kerusakan yang semakin permanen. 

Anak-anak dengan tingkat  kerusakan yang parah bertindak tidak lagi menggunakan logika ayng sehat. dalam banyak kasus yang terjadi, ketika stimulan mendorong mereka melakukan kejahatan, setiap ada kesempatan menjadi peluang mereka melakukan kejahatan, tanpa pandang bulu, bahkan trhadap keluarga sendiri. Seperti halnya kasus incest yang sering kita dengar.

Menurut Kastleman, (2007), bahwa kondisi otak anak belum berkembang, terutama dalam penalaran dan ketajaman berfikir (frontal lobes) dan respon emosi, kesenangan dan keberanian pada system limbic   (limbic system). 

Sehingga ada kecenderungan anak dan remaja untuk bertindak tanpa berpikir "Act without thinkacting".

Inilah Mengapa dalam banyak kasus kekerasan yang menimpa anak-anak, mereka kemudian juga menjadi "predator" baru bagi anak-anak lain?. Tidak lain karena disebabkan faktor tersebut. 

Awalnya mereka coba-coba terhadap kelompoknya yang sebaya, teman dekat, atau kelompok rentan yang lebih kecil dominasinya dibanding mereka, sampai akhirnya mereka terbiasa. 

Perlakuan itu bisa menguat ketika mereka berada dalam kelompok yang besar. Pelecehan sederhana seperti menggoda orang di jalanan, adalah salah satu bentuk paling sederhana dari dampak kerusakan PFC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun