Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Banyak Resolusi Kita Selalu Gagal?

1 Januari 2022   22:31 Diperbarui: 2 Januari 2022   14:51 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Resolusi harus dibarengi komitmen, konsistensi dan PDCA- Plan-Do-Check-Action, agar tidak menjadi resolusi formalitas belaka.

Langkah ini bahkan saya gunakan bersama anak-anak. Mereka juga akan membuat resolusi versi sendiri dengan langkah-langkah mudah dan sederhana. Bahkan jika anak kita berkeinginan membuat sebuah karya seperti buku populer, "Kecil-Kecil Punya Karya", bukan sesuatu yang mustahil. Sebagai orang tua kita bisa bertindak sebagai motivator dan evaluator sekaligus. 

Bahkan kami juga punya resolusi kolaborasi dengan anak sehingga bisa saling mengingatkan ketika menjalaninya. Bukankah itu sebuah gagasan yang seru, untuk membuat sebuah perubahan positif?

Kebiasaan ini akan menjadi pembelajaran bagi anak untuk melakukan perubahan positif sejak dini. Bukan tidak mungkin ini menjadi semacam "pemetaan" bagi cita-cita dan rencana masa depannya dengan bantuan dan bimbingan kita. Caranya, buat semua mudah dan sederhana; 

Break-Down Biar Lebih Mudah 

Rencana besar dipecah menjadi rencana kecil yang mudah dilakukan dan bisa dilakukan secara konsisten setiap hari. Ketika kita merencanakan membuat buku, jika hanya diniatkan membuat buku, belum tentu akan berjalan lebih baik. Rencana harus dimulai dari membuat konten buku setiap hari. Satu artikel sehari. Dibuat di pagi hari setelah selesai olahraga, mandi dan sarapan kala libur, atau di kantor kala break, sebelum pulang. 

Dalam sebulan, minimal 30 tulisan siap. Sehingga ketika kita memutuskan membuat buku 200-300 halaman, dibutuhkan waktu tiga bulan dengan konsistensi menulis. Dengan kata lain kita harus membuat "rencana harian". Untuk rencana ini, meski tak berhasil 100 persen, saat ini cover, editing sedang dalam proses sambil menunggu ISBN.

Cobalah Ganti Hukuman dengan Reward

Selama ini, barangkali kita akan menghukum diri sendiri jika gagal resolusinya. Ketika kita memberi hukuman ternyata justru tidak memotivasi, tapi membuat semangat turun.

Bayangkan jika rencana kita berhasil membuat satu artikel setiap hari, kemudian kita memanjakan diri dengan jalan-jalan ke toko buku cari inspirasi, mengganti suasana menulis di kafe favorit. 

Atau mengajak temu teman dengan passion sama dan bercerita tentang ide buku, akan menstimulasi pikiran dan mood menjadi lebih "gila" lagi dalam menulis.

Semakin banyak artikel bisa di tulis dalam sehari, manjakan dengansecangkir kopi spesial, atau nasi goreng spesial pesanan online. Mengapa tidak?

Curi Ilmu dari Teman yang Sukses

Diantara teman kita pasti ada yang punya passiopn yang sama dengan kita, dan bisa jadi mereka lebih duluan berhasil dari kita, sehingga ada pembelajaran yang bisa kita ambil. Kata pepatah, "jika kita berteman dengan penjual parfum kita akan dapat wanginya". Barangkali terjemahan filosofinya sederhananya, seperti ketika kita berteman dengan orang yang berhasil, kita bisa jadi akan ketularan keberhasilannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun