Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menyambut 205 Tahun Kebun Raya Bogor: dari Ritual Purba Hutan Larangan hingga Regulasi Hutan Konservasi di Zaman Digital

22 Mei 2022   10:01 Diperbarui: 23 Mei 2022   09:45 1931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kebun Raya Bogor. Sumber : Kompas

Jika ada peristiwa yang melatarbelakanginya, dalam konteks Peradaban, penting ditelusuri lagi bukti-bukti material sebuah peristiwa pernah terjadi. Mengapa tumbuhan sakral itu tumbuh disitu, apakah tanaman endemik yang sudah ada di situ semula jadi? Apakah karena suatu peristiwa terjadi sehingga melatarbelakangi penanaman pohon sakral itu? 

Konservasi Hutan dan Harmoni Manusia dengan Lingkungan : Dari Ritual dan Kearifan Lokal Hingga Lahirnya Regulasi

Diantara banyak pertanyaan yang saling terkait satu sama lain, narasi yang penting dalam soal ritual sakral hutan larangan adalah bahwa Kebun Raya Bogor, sejatinya lahir dari sebuah konsep kearifan lokal masyarakat pada masa lampau. Selain juga, peristiwa masa lampau yang penting terus digali bukti-bukti material dan maknanya untuk memproduksi pengetahuan bagi masa kini. 

Ritual Hutan Larangan baik itu dilatarbelakangi adanya pohon sakral atau adanya peristiwa sakral di lokasi itu, pada prinsipnya adalah pelajaran tentang masa lalu, bagaimana cara masyarakat menempatkan dirinya sebagai sebuah entitas yang hidup bersama dengan lingkungannya. Konsep kearifan lokal tentang manusia sebagai bagian dari ekosistem lingkungannya. 

Ritual tentang sakralitas sebuah ruang adalah entitas peradaban tentang kepercayaan terhadap kekuatan transedental baik jauh sebelum lahirnya agama, hingga bahkan setelah adanya agama samawi. 

Justru dalam khazanah agama dan peradaban, relasi ini menciptakan harmoni. Keseimbangan manusia dan lingkungannya. Sebuah konsep kosmologi tentang relasi manusia dan alam yang saling menghidupkan. 

Sebagai sebuah kearifan lokal, ritual tentang sakralitas alam dan ruang adalah proses yang terus hidup dan menghidupi zaman. Menjadi pelajaran penting dan berharga bahwa sebuah peristiwa memiliki makna yang melahirkan atau memproduksi pengetahuan untuk masa depan. 

Lahirnya regulasi tentang konservasi sumberdaya alam dan lingkungan dengan wujud berbagai instrumen pelestarian seperti Kebun Raya, Cagar Alam, Taman Nasional dan sebagainya adalah proses dari memaknai peristiwa dan laku zaman, peradaban dari masa lampau tentang ritual dan kearifan lokal hingga regulasi di zaman digital. Semua ini adalah kekayaan peradaban anak manusia sepanjang zaman. 

Demikian. Salam Budaya..Salam Lingkungan...Salam Lestari 

***

Salam Hormat. 

Mas Han. Gatot Subroto,Jakarta 22 April 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun