Kita akan dibully, istilah lainnya. Dibully, karena pengalaman kegagalan demi kegagalan pekerjaan yang kita kerjakan.Â
Jadi dalam hal ini, kita sendirilah yang awal mula melahirkan perundungan atau bullying itu sendiri.Â
Di setiap kesempatan, di dunia kerja. Karier kita ditentukan oleh bagaimana cara kita bekerja dan membangun tim.Â
Seringkali sebelum menjadi bagian dari tim, kita akan menjadi orang yang terkucil, saat kita belum mampu beradaptasi.Â
Selain itu juga, perundungan di tempat kerja terjadi, ketika dalam sebuah tim work, kita belum mampu menunjukkan prestasi.Â
Atau yang saya maksudkan disini adalah, kita belum mampu menunjukkan peran kita dalam tim secara optimal.Â
Jadi maksud saya, perundungan bisa kita pahami atau kita lihat dalam sudut pandang yang positif.Â
Perundungan menjadi semacam cambuk untuk bangkit.Â
Alih-alih menjadi kecil hati dan kecewa, sebaliknya perundungan di tempat kerja harus kita pahami sebagai cara kita menyikapi masalah secara positif.Â
Perundungan di tempat kerja, seperti semacam batu loncatan atau seperti pegangan yang menentukan cara kita melangkah berikutnya.Â
Tulisan saya tentu saja tidak bermaksud menggurui atau sok idealis.Â
Ini hanya pikiran bebas, sambil menjadi pengingat untuk saya sendiri.Â