Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sketsa tentang Kekasih, Cinta dan Kerinduan

24 Agustus 2021   10:50 Diperbarui: 24 Agustus 2021   20:03 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puisi. Foto Bukit Warembungan, Tomohon (Dok. pri)

Jarum jam tersesat tanpa arah.
Mengeja denting sunyi yang terdampar rasa salah.
Menunggu bukanlah membunuh waktu.
Tapi, menimang rindu. Padamu

Kesahmu mendera,
laksana angin meniupi selaput rasa,
dalam titian manis sesap harapku di balik timbunan masa,

Dentingmu mengalunkan ingin dalam anganku, cintaku,
sesaat setelah layung
menggoreskan kisah lama kita di angkasa....

engkau, pujangga pemilik bukit asmaradahanaku,
tunaikan ucap akanmu dalam setiap bait mimpi indahku

***

#Sketsa 3

Sosokmu sulit kurengkuh
Dalam diam, hasrat hatiku tak bisa luruh
Inginku menghantam kerinduan tedalam. Semakin dalam. Dalam diam.

Mengapa usaikan rasa
bila kau pun mendamba asmara?
Rengkuhlah zirah renjana,
ambillah kembali rindu meski secupak di batas cakrawala

Rasa ini seperti sejauh cakrawala
di garis bianglala.
Ingin kerengkuh dalam pelukan malam
meski jauh dari purnama.
Demi rindu yang bertabur bintang.
Mendekatkan asmara yang senyap
ditelan awan.

Kau tahu?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun