Dahulu, jaman ibu-ibu kita, ada ungkapan kalau seorang anak perempuan, apalagi perempuan-perempuan yang tinggal di desa, pada akhirnya menjalani kodratnya, bahwa kodrat wanita hanya identik dengan dapur, sumur dan kasur?.Â
Ungkapan itu adalah untuk mengidentikkan kaum perempuan Indonesia pada masa itu, bahwa perempuan hanya mengurus tumah tangga, antara lain memasak, mencuci dan melayani suami. Kurang lebihnya begitu. Adakah zaman sekarang, ungkapan seperti itu masih hidup?Â
Secara umum mungkin sudah tidak ada. Namun secara kasuistik kemungkinan masih ada saja, kaum perempuan yang masih sangat tertinggal, terutama yang tinggal di pedesaan dan jauh dari sarana pendidikan yang modern.
Juga kemungkinan karena faktor budaya patriarki yang sangat kuat dan ekonomi yang rendah. Kondisi ekonomi yang masih rendah, menjadi salah satu alasan mengapa muncul ungkapan marjinalisasi bagi kaum perempuan yaitu dapur, sumur, kasur. Justru inilah pertanyaan yang harus dijawab tuntas. Â
Di era digital yang serba canggih, yang melahirkan generasi milenial. tingkat pendidikan antara laki-laki dan kaum perempuan hampir tidak berbatas lagi. Laki-laki dan perempuan punya kesempatan yang sama, karena informasi yang mudah diakses oleh siapapun juga, tanpa membedakan laki-laki dan perempuan.
Juga tradisi dan kultur masyarakat yang semakin cair terhadap diskriminasi gender. Kaum perempuan dapat berdiri sejajar, berdiri sama tinggi dengan kaum lelaki, karena akses informasi dapat diakses secara bebas.Â
Baca juga : "Penghasilan Istri, Pembagian Kerja, dan Kesetaraan Gender"
Contoh mudah saja, kaum perempuan dan laki-laki dapat mengenyam pendidikan yang sama tingginya, karena memiliki akses yang sama, memiliki peluang dan kesempatan yang sama, bahkan saling bersaing untuk memperoleh beasisiwa pendidikan.Â
Informasi tentang ragam dan banyaknya beasiswa pendidikan, informasinya tersedia di dunia maya di era digital ini. Tidak ada lagi alasan, perempuan pendidikannya lebih rendah, karena kesempatan untuk itu sama besarnya.Â
Semua dapat mengakses informasi seputar beasiswa pendidikan, sehingga kesempatan untuk mengenyam pendidikan di level yang sama, baik laki-laki maupun perempuan sama peluangnya.Â
Di era digital pada era milenial ini, sepertinya tidak mungkin lagi membatasi akses kaum perempuan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi, sesuai yang diinginkan.Â