Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membangun Generasi Milenial Arkeologi Pembaharu

14 Februari 2021   12:41 Diperbarui: 14 Februari 2021   23:17 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generasi millenial (THINKSTOCKS/NADIA BORMOTOVA) via kompas.com

Tidak ada sesuatu itu bersifat statis, atau tetap/mapan. Standar yang dilihatnya kaku dan terlalu skematis sehingga tidak cocok untuk melihat realitas yang jauh lebih rumit. Maka harus diubah, diperbaiki, dan disempurnakan oleh para pemikir postmodernisme. 

Pemikiran baru generasi arkeologi pembaharu, harus melihat banyak hal, isu ataupun persoalan secara dinamis. Juga Berpikir kritis, selalu berpikir analitif, menganalisis atau selalu melakukan analisas yang tajam sebelum untuk betul-betul meyakini fakta.

Kedua, Relatif dan kontekstual 

Pemikiran ini berprinsip bahwa tidak ada budaya yang sama dan sebangun antara satu dengan yang lain, nilai-nilai budaya jelas sangat beraneka ragam sesuai dengan latar belakang sejarah, geografis, dan sebagainya. 

Para pemikir postmodernisme menganggap bahwa segala sesuatu itu relatif dan tidak absolut, karena harus mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada.

Berdasarkan narasi itu, maka pemikiran baru arkeologi pembaharu, selalu berpikir kontekstual, bahwa setiap persoalan itu dinamis, sehingga dibutuhkan pemikiran yang dinamis dan tidak kaku pula, tidak skematis dan tidak berdasarkan pola baku. 

Setiap persoalan kemanusiaan atau kebudayaan, dibutuhkan pemikiran yang penuh alternatif-alternatif baru untuk menghasilkan solusi yang seusi berdasarkan konteks persoalan pada ruang dan waktu tertentu. 

Ketiga, Bersifat Pluralisme

Pluralisme budaya, agama, keluarga, ras, ekonomi, sosial, suku pendidikan, ilmu pengetahuan, politik merupakan sebuah realitas. Artinya bahwa mentoleransi adanya keragaman pemikiran, peradaban, agama dan budaya.

Para generasi baru arkeologi harus memiliki pemikiran baru, bahwa dunia ini sangat plural atau majemuk. Oleh karena itu pemikiran baru bersifat terbuka untuk menerima segala perbedaan atau kemajemukan sebagai sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. 

Jika mengadaptasi pemikiran Postmodernisme, maka generasi arkeologi kekinian atau generasi arkeologi pembaharu, setidaknya juga memiliki ciri sikap hidup dan mentalitas sebagai berikut :

  • Inovatif dan Kreatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun