Pelajaran dan Pengalaman Hidup: Mendengar Nasehat dan Mengalami Alur Kehidupan Ibu
Pelajaran dan pengalaman hidup, justru pertama kalinya aku peroleh dari ibu. Bukan hanya dari nasehat ibu, namun aku merasakan sendiri dalam alur hidup ibu, sejak dulu hingga sekarang.
Pelajaran tentang hidup, tentang mencintai dan menyayangi, tentang tanggungjawab dan komitmen, tentang berjuang dan bertahan menghadapi banyak tantangan dan juga beban. Berbakti dan mengabdi demi masa depan orang-orang tercinta, orang tua dan anak-anaknya. Itu semua pelajaran tentang hidup kata ibuku.
Aku mendengar itu samar-samar kuingat pertama kalinya saat kudengarkan ibu bercerita di suatu malam di hari pertama setelah aku masuk sekolah. Aku pertama kalinya masuk sekolah di tingkat Sedolah Dasar (SD) setelah berumur 7 (tujuh) tahun.
Sebelumnya, aku tak pernah berniat sekolah. Ibu mengantarkan aku sekolah untuk pertama kalinya di tahun 1983. Dan ibu menungguiku sampai jam sekolah usai.
Pelajaran pertama yang aku peroleh, sebelum masuk kelas adalah, betapa seorang ibu demikian rela berkorban untuk kenyamanan anaknya. Ibu tahu, aku tak berani masuk sekolah untuk pertama kalinya kalau tak ditungguinya.
Ibu tahu, aku anak nakal dan bengal yang tak punya kepercayaan diri, karena selama ini hanya bermain di rumah. Ibu tahu, aku tak percaya diri, karena pertama kali masuk sekolah dengan sepatu bekas pemberian keluarga yang sudah tak muat dipakai.
Seorang ibu paham dan peka membaca isi hati anaknya. Ada kepekaan dan ketulusan lahir dari itu. Itulah pelajaran pertama yang aku sadari betul kala itu. Setelah itu seiring waktu aku sudah sekolah, dan lambat laun aku mengerti lebih terang benderang arti pelajaran, pengalaman dan perjuangan hidup dari  ibu. Â
Pelajaran Pertama dari Ibu Tentang Hasil Tak Pernah Membohongi Proses
Tanpa ibu cerita, aku semakin paham, bagaimana pengalaman dan perjuangan ibu ketika ayah meninggal dunia, meninggalkan kami untuk selama-lamanya dalam kondisi kami berenam kakak adik masing kecil-kecil. Ibu berjuang sendiri, menjadi ibu sekaligus ayah bagi kami berenam.