Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gemuruh yang Mengancam

15 Oktober 2020   23:48 Diperbarui: 16 Oktober 2020   02:39 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: facebook.com

Diantara debu jalanan dan hujan yang menyiram
Tergambar langit yang melukis teka-teki zaman
Dan juga misteri tentang tulisan tangan 

Debu jalanan mengepulkan sore yang mencekam
Diantara perih dan terik mengaburkan pandangan
Sekelompok manusia dengan mata liarnya
menerawang jalanan
Pada persimpangan bercabang
yang tak jelas kemana tujuan

Riuh rendah suara teriakan di jalanan
Laksana angin hendak merobohkan pepohonan
Sementara derasnya hujan
melelah gelap yang menakutkan
Akankah teriakan merobohkan tiang
Menerjang dua musim persemaian?
Gemuruh yang bersahutan hujan
Halilintar menerkam kabut di ujung jalan
Gelapnya laksana merencanakan...

Di jalanan teriakan semakin asing terdengar
Kepulan asap tak juga usai
Panas aspal dan debu beterbangan semakin bingar
Sementara perdebatan semakin meracau kacau. 

Di jalanan semakin teriak
Di dalam gedung penuh gaduh
Perdebatan saling bersahutan kebenaran
Sementara bisikan menyelinap
dari luar dan dari dalam
Persimpangan tak jua menemukan tujuan
Di jalanan gemuruh semakin mengancam 

Apakah berencana merobohkan tiang sandaran?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun