Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jubah Berwarna Kusam

1 Oktober 2020   20:35 Diperbarui: 1 Oktober 2020   20:58 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang hakim berjubah kusam. Sumber: dams-happy.ru

Jubah Berwarna Kusam

Di bawah meja berwarna hijau, berlembar-lembar kertas berkemilau
Dipungutnya satu hingga berjuta menjadi tanda janji yang sama
Di belakang punggung menyembunyikan kata penuh rencana
Menyepakati janji dalam tarikan nafas bernada sengau

Di meja berikutnya warna hijau itu berbayang kelam
Bayangan hitam berlarik-larik pada langkah gontai
Jubah warna kusam menutup lutut hingga ke tungkai
Langkah terhenti di antara jeruji besi berbingkai legam

Dilepasnya jubah ketika langkah tertahan air matanya
Di bawah meja tak ada lagi kaki-kaki yang berjuntai
Lalu orang-orang di depan meja hijau itu sorak sorai
Mencari sepaham yang masih asing asal katanya

Jiwa-jiwa ragu mempertanyakan kebijaksanaan
Adakah keadilan di perjumpaan yang menjanjikan
Hari ini menyangsikan, esok sanksi menantikan
Maka tutuplah mata dan bukalah hati penyaksian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun