Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benteng Maas di Gorontalo Utara yang Misterius dan Misteri Sejarah Pertambangan Emas Zaman Belanda (Bagian 2)

27 September 2020   11:07 Diperbarui: 27 September 2020   19:27 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

<< Artikel sebelumnya

Benteng Maas dan Persaingan Dagang 

Kedudukan Benteng Maas, di Kwandang, Gorontalo Utara, yang terletak di pesisir timur laut Sulawesi, tampaknya memang sangat penting. Benteng itu penanda zaman, ketika kolonial bercokol di sana. Catatan sejarah bisa dihubungkan soal kedudukan dan peran benteng disana. 

Kedudukan benteng yang tidak jauh dari garis pantai. Sepertinya memang sebagai pos pemantauan atau penjagaan. Melihat catatan-catatan sejarah yang kami peroleh, tampaknya benteng sudah berdiri di pertengahan abad 16 M, dalam episode perjalanan Portugis setelah petualangannya di Kepulauan Maluku. 

Pesisir Gorontalo, tidak pernah bisa dilepaskan dari jalur perdagangan maritim juga perdagangan rempah di Kepulauan Nusantara. Ini pula yang mendorong Irna Saptaningrum, peneliti Balai Arkeologi Sulawesi Utara, mengangkatnya dalam penelitian arkeologi yang cukup intens. Bagaimanapun, jalur pelayaran di wilayah nusantara bagian timur, termasuk Maluku dan pesisir timur dari Sulawesi memiliki kedekatan geografis. 

Sejarah juga mencatat adanya hubungan ekspansi kekuasaan wilayah Kesultanan Ternate ke Gorontalo. Tercatat beberapa Kerajaan di wilayah pesisir timur sulawesi ini merupakan daerah penyebaran pengaruh Ternate. Kerajaan Limboto, kerajaan Gorontalo, juga beberapa kerajaan di wilayah bagian utaranya dari Gorontalo. Semuanya memiliki hubungan pengaruh baik politik, agama dan ekonomi dengan Kesultanan Ternate. 

Berhubungan dengan Ternate,  tentu berhubungan pula dengan Portugis dan Belanda. Karena pada masa lalu, antara Portugis sebelum kemudian digantikan Belanda membangun aliansi dengan Ternate. Juga mungkin proxy. Dalam rangka persaingan ekonomi dengan pihak kolonial lainnya seperti Spanyol.  

Ilustrasi menarik dari catatan seorang Leonard Andaya, Pada 29 Maret 1607, Ternate melakukan kerjasama dengan Belanda, dan Laksamana Cornelis Matelieff memberi jaminan kepada Ternate akan mengirimkan kekuatan bala bantuan untuk menolong Ternate dalam mengusir Spanyol. Akhirnya terjadi konflik antara Spanyol dan Tidore melawan Belanda dan Ternate. Pada 1666, Spanyol takluk dan meninggalkan Maluku. Akhirnya Belanda sebagai bangsa Eropa satu-satunya yang bertahan di Maluku. 

Juga jangan lupa, persaingan yang penuh drama antara Ternate dan Tidore.  Spanyol tidak bertahan lama di wilayah Nusantara bagian timur. Persaingan selanjutnya justru dengan Belanda, yang mengharuskan Portugis angkat kaki dari bumi Nusantara. 

Di masa dominasi Portugis itulah, Benteng Maas berdiri. Walaupun sampai hari ini belum bisa dipastikan apakah Spanyol atau Portugis sesungguhnya yang pertama mendirikan benteng ini. Walaupun jika merujuk kepada catatan-catatan sejarah mainstream, kemungkinan Portugislah yang mendirikan benteng ini, karena pengaruh kekuasaan dan ekonomi yang lebih intens. Sebelum episode dramatis pengambil alihan kuasa oleh Belanda. 

Biasanya, sebagaimana benteng-benteng Kolonial di Wilayah Maluku, pada umumnya dibangun pertama kalinya oleh Portugis. Sebelum kemudian hancur karena perang ataupun karena bencana, lalu dibangun kembali oleh Belanda pada masa berkuasanya. Begitu cara efisien ala Belanda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun