Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Maluku dan Mitologi Nunusaku, tentang Mitos Asal-usul dan Peradaban Awal

18 Oktober 2020   11:28 Diperbarui: 2 Juni 2021   12:13 3212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Seram, Maluku. Sumber: https://www.money.id/

Catatan lain menyebutkan, penyebutan Alifuru adalah penamaan suku Alifuru yang identik menyebut tempat pertama. Dari kata Alif artinya pertama, uru artinya tempat. Penyebutan ini sepertinya pengertian yang belakangan hadir. 

Sepertinya gabungan dari kata alif, yang identik dengan bahasa arab, dan uru, dari bahasa lokal. Kemungkinan tentang penamaan oleh para pedagang Arab, yang bertemu pertama kali dengan penduduk lokal di Pulau Seram, pada abad-abad pertengahan masehi. Saat episode perjalanan pedagang luar ke Nusantara dimulai. Penyebutan ini tampaknya sangat spekulatif, walaupun tetap masuk akal.  

Penelusuran Arkeologi Jejak Nunusaku

Nunusaku, bagi saya pribadi bukan sekedar mitos, namun fakta-fakta peradabannya dapat ditelusuri, juga bisa ditemukan, jika saja kita cermat melalukan penelitian arkeologi untuk itu. Data-data mitologi, justru menjadi pijakan awal untuk para arkeolog menemukan bukti-bukti peradabannya. 

Baca juga: Pohon Soan, Tradisi Unik Penyemangat Anak Berpuasa di Maluku Utara

Sejak awal bekerja di Maluku, seringkali saya menyampaikan ide penelitian arkeologi untuk menelusuri jejak-jejak peradaban Nunusaku. Meskipun berkelindan erat dengan mitologi yang dianggap belum memiliki bukti faktual. Namun sebenarnya penelusuran atau ekspedisi arkeologi dapat dilakukan. Ekspedisi dan penelusuran eksploratif penting di lakukan. 

JIka dalam mitologi Nunusaku, keberadaan lokasinya masih misterius, namun dalam mitos itu dipercaya, bahwa Nunusaku berada di pertemuan tiga batang aer, Sungai Tala, Eti dan Sapalewa. Saya kira penting menelusuri ketiga Daerah Aliran Sunga (DAS) terbesar di Pulau Seram itu. Bisa jadi sungai-sungai dimaksud adalah sungai purba. 

Beberapa tahun lalu, tim Balai Arkeologi Maluku melakukan penelitian arkeologi di daerah aliran sungai Tala. Meskipun penelitian masih di daerah hilir, yang tidak jauh dari pantai, namun tanda-tanda peradaban masa lampau di daerah aliran sungai itu terungkap. 

Tim arkeologi waktu itu menemukan artefak batu meja, dalam istilah lokal, yang dipahami sebagai dolmen. Dalam penyebutan istilah arkeologi.  dolmen adalah meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang  

Ilustrasi, Masyarakat adat berfoto diantara Batu Meja atau Dolmen di Negeri Lokki, Seram Bagian Barat. Sumber: Balar Maluku/Wuri Handoko
Ilustrasi, Masyarakat adat berfoto diantara Batu Meja atau Dolmen di Negeri Lokki, Seram Bagian Barat. Sumber: Balar Maluku/Wuri Handoko
Selain itu di tahun 1930an, peneliti Roder juga sudah melaporkan, bahwa di Sungai Tala ditemukan gambar cadas. Data arkeologi yang kini masih belum diketahui keberadaannya. Hal ini karena saat tim arkeologi Balai Arkeologi Maluku, tidak menemukan data yang dilaporkan oleh Roder tersebut saat penelusurannya. 

Bahkan, dilaporkan dinding karst di tepi sungai yang dilaporkan roder sebagai lokasi temuan gambar cadas kemungkinan sudah runtuh. Sebuah spekulasi saya kira, karena sungai Tala, kemungkinan salah satu terpanjang di Pulau Seram, jika diukur dari hulu hingga ke muara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun