Sementara itu, muara dan sungai Loloda adalah pintu dan lintasan masuknya kapal-kapal dagang ke wilayah bagian dalam sungai, tempat Kerajaan Loloda berpusat.Â
Meskipun dalam catatan sejarah, Kerajaan Loloda adalah sebuah kerajaan kecil yang dianggap miskin, namun catatan sejarah lainnya menyebut bahwa Loloda adalah penyuplai kebutuhan pokok Kesultanan Ternate.
Informasi sejarah yang tampak bertolak belakang ini, perlu dikaji lebih lanjut, mengingat fakta di lapangan, bahwa Loloda hingga kini merupakan daerah yang kaya kopra, bahkan hingga kini, sagu dan tradisi pertanian padi ladang juga masih berlanjut meskipun untuk kebutuhan sendiri.
Jejak arkeologi bahwa situs Soasio Lama, pada masa lalu sebagai ibukota Kerajaan Loloda, yaitu ditemukannya data-data arkeologi yang dapat mendukung informasi itu. Selain sebaran keramik, juga terdapat tembikar, pecahan botol produksi Eropa dan data arkeologi lainnya.
Saya dan anggota tim arkeolog, meyakini sebagai sisa pondasi dan areal tempat berdirinya kedaton. Kemungkinan bangunan kedaton pada masa lalu, adalah bangunan rumah tradisional dengan bahan-bahan setempat yang tidak bisa bertahan lama dalam kurun waktu hingga ratusan tahun, sehingga jejak-jejak meterial rumah atau kedaton tidak ditemukan lagi.
Demikian pula, tentang peninggalan masjid kuno, juga sudah tidak ada sisa-sisa bangunan masjid, kecuali lokasi yang dipercaya masyarakat sebagai bekas lokasi masjid, berupa areal tanah yang tampaknya ditinggikan dan permukaannya rata.Â
Kondisi arealpun sudah sulit dikenal, mengingat tumbuhan perdu dan semak belukar yang rimbun dan menutupi lokasi, sehingga sulit dalam pengidentifikasian dimensi dari lokasi yang dipercaya sebagai lokasi masjid kuno Kerajaan Loloda.
Di bagian barat lokasi masjid, ditemukan sebuah batu pipih, yang sesungguhnya adalah dolmen, yakni batu berbentuk seperti meja yang digunakan untuk ritual tertentu pada masa sebelum berkembangnya agama.Â
Dolmen, tersebut adalah peninggalan pra Islam, namun menurut kepercayaan masyarakat setempat, dikenal sebagai Batu Wudhu, yakni batu yang digunakan sebagai alas pada saat menyucikan diri atau mengambil air wudhu, umat Islam Loloda pada masa lampau.
Selain data arkeologi itu, di lokasi situs juga ditemukan beberapa makam kuno Islam, satu diantara makam Islam, yang dipercaya sebagai makam Imam pertama kerajaan Loloda, yang dikenal dengan nama Imam Syawal.Â