Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pekik Merdeka!

8 Agustus 2020   19:38 Diperbarui: 8 Agustus 2020   19:29 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.doetaindonesia.com/

Pekik Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Suara pekik itu tak pernah terdengar lagi
Hanya terdengar di televisi, setahun sekali
Apakah merdeka itu hanya kemasan atau tontonan?
Seperti sinetron di televisi yang berseri
Ah...kenapa mesti setahun sekali
Aku ingin mendengar pekik Merdeka! itu
Memekak di telinga setiap hari
Aku ingin melihat pekik merdeka! itu
tertulis dimana-mana
di dinding rumah
di papan tulis sekolah
di meja kantor
di pasar
di alun-alun
dan di Istana
Pekik Merdeka! yang memekak
ke seluruh jagat
melewati laut natuna utara
melintasi samudera pasifik
melambung ke benua amerika
eropa dan australia
ke ujung kutub selatan dan utara

Pekik Merdeka! Merdeka! Merdeka!
sepertinya hanya tertulis di papan iklan
spanduk-spanduk dan di panggung festival
di gapura, di gedung-gedung pemerintah
di balai desa, di halaman rumah
di toko-toko dan swalayan
hanya setahun sekali
Aku ingin mendengar Pekik Merdeka! itu
Memekak telinga setiap hari
dipekikkan oleh setiap orang
guru honorer yang tak jelas masa depannya
kaum buruh yang belum naik upahnya
apalagi buruh korban PHK
para penyapu jalanan
para pemulung puntung rokok
para pemungut sampah
pedagang kali lima
dan suara mereka memekakkan telingaku
yang makan gaji buta
memekkan telinga mereka
yang menyumpah serapah
saat sidang menjatuhkan hukuman
memekkan telinga mereka
yang mengambil kehidupan kaum papa
di asuransi dan uang negara
memecahkan gendang telinga
para durjana pendusta negara

Pekik Merdeka! Merdeka! Merdeka!
mana suaranya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun