Mohon tunggu...
Wulan Saroso
Wulan Saroso Mohon Tunggu... Lainnya - educator, mompreneur, sosio developer

istri dan ibu, pendidik informal, mompreneur, sosio developer suka membaca, menulis, bikin kue, berbagi ilmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemarau Itu Menyakitkan (Belajar dari Bunga Bakung)

12 September 2021   10:31 Diperbarui: 12 September 2021   10:33 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Kemarau itu waktunya bisa sebentar bisa juga panjang. Di masa kekhalifahan Umar bin Khathab radhiyallahu 'anhu, pernah terjadi krisis karena salah satunya diakibatkan kemarau yang berkepanjangan. 

Masa krisis itu disebut sebagai tahun Ramadah, saat di mana manusia tertimpa bencana berat dan kelaparan, daerah-daerah kekeringan, hewan-hewan mati hingga karena kondisi yang sangat krisis manusia menggali lubang tikus untuk mengeluarkan apa yang di dalamnya. Masa itu menurut para sejarawan, terjadi paling cepat selama 9 bulan. Bahkan ada yang mengatakan terjadi selama 5-6 tahun.

 Kemarau tak melihat siapa dan bagaimana yang akan didatanginya. Umar bin Khaththab sosok yang kesholehannya tidak diragukan. Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan ketika Umar berjalan, setan pun menyingkir. 

Sebagai pemimpin negara, prestasi pengembangan wilayah kekuasaan sangat menakjubkan. Ketegasan dalam memimpin pun disegani. Lalu mengapa pemimpin yang baik mendapatkan ujian begitu dahsyat? Padahal beliau sudah berusaha menjalankan amanah kepemimpinannya dengan sangat baik.

Umar merasa sangat berat dengan ujian yang Allah timpakan pada masa kepemimpinannya. Hingga Ibnu Umar menggambarkan, setiap hari pada saat sahur ayahnya selalu berdoa,"Ya Allah, jangan jadikan kebinasaan umat Muhammad pada tanganku dan dalam kekuasaanku."

Krisis panjang mengajarkan Umar bin Khaththab banyak hal, yang tak pernah dipikirkannya pada masa surplus. Ketika krisis itu terjadi, Umar mengeluarkan pernyataan, "Sesungguhnya bencana disebabkan banyaknya perzinahan dan kemarau panjang disebabkan hakim yang buruk dan pemimpin yang zalim. 

Sungguh aku khawatir jika bencana merambah pada kita semua. Maka carilah ridho Robbmu dan tinggalkan dosa bertaubat padaNya dan lakukan kebaikan!" Lalu Umar pun melakukan tindakan materiil dan spirituil untuk mengatasi masalah yang menimpa rakyatnya saat itu.

 Hakikatnya ketika Allah arRahim menyelipkan kemarau dalam musim kehidupan kita, maka Allah ingin kita melakukan perbaikan. Ketika kita hidup dalam kenyamanan, seringkali kita lupa dengan hakikat siapa diri kita, untuk apa keberadaan kita, apa tujuan hidup kita. 

Ibarat anak yang sedang asyik bermain dan lupa untuk waspada dan bahaya, orang tuanya pun bertindak mengingatkan. Maka Allah pun menggertak dengan sebuah peringatan, agar kita tidak lalai.

  "Maka aku berkata, "Minta ampunlah kepada Allah, sesungguhnya Ia Maha Pengampun. Niscaya Ia akan menurunkan dari langit hujan yang lebat kepadamu. Dan Ia memperbanyak harta dan anak-anakmu dan menjadikan untukmu kebun-kebun dan membuat sungai-sungai untukmu" (Nuh : 10-12)

 Tahun 1997, sekumpulan ilmuwan pakar saraf dari Universitas California di San Diego yang diketuai oleh Dr. Vilayanur Ramachandaran telah berhasil menemukan satu saraf kecil di dalam otak manusia yang mampu merespon aspek agama dan ketuhanan. Saraf tersebut akan menjadi utuh manakala dirangsang untuk terus mengenal Tuahn. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun