Mohon tunggu...
SWulan Qodariah
SWulan Qodariah Mohon Tunggu... Penulis - pelajar

belajar belajar dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mulai dengan Langkah Kecil untuk Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

3 Agustus 2019   21:52 Diperbarui: 3 Agustus 2019   21:54 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pada tahun 1998, Indonesia benar-benar sedan gberada di puncak krisis keuangan, dimana keadaan pada waktu itu sangat memprihatinkan dan "chaos" terjadi dimana-mana. Melemahnya nilai rupiah terhadap dora, dan ketidakstabilannya politik di Indonesia menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis keuangan ini.

Krisis yang terjadi pada saat itu tentu menjadi suatu pelajaran yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia akan betapa pentingnya menjaga stabilitas sistem keuangan. Biaya ekonomi yang besar sampai konflik sosial membuat kita sadar akan Pentingnya stabilitas sistem keuangan.

 Oleh karena itu, sistem keuangan yang stabil jelas harus tetap terjaga. Bagi saya sendiri, stabilitas sistem keuangan tidak hanya tanggung jawab institusi tertentu saja, namun juga merupakan kewajiban seluruh elemen yang ada di Indonesia termasuk kita sendiri sebagai warga negara Indonesia.

Lalu bagaimana sih caraku berpartisipasi menjaga stabilitas sistem keuangan?

1. Melihat kedepan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah membenahi pengaturan keuangan pribadi terlebih dahulu. Dengan cara melihat kedepan atau "looking forward", dalam konsep ini maksudnya adalah kita harus pintar-pintar dalam mengambil keputusan agar tidak mudah terlena dengan segala kemudahan yang ada pada zaman milenial ini.

Terlebih lagi sebagai mahasiswa yang hidup di tanah rantau seringkali mudah kalap dengan segala fasilitas yang ada tanpa pikir panjang dan melihat kedepannya akan seperti apa. Padahal bisa saja kemudahan tersebut akan menjadi boomerang dimasa yang akan datang.

2. Needs vs Wants
Untuk dapat menahan diri dengan segala fasilitas yang ada tersebut kita harus mengetahui mana yang "Needs" (kebutuhan) dan mana yang "wants" (keinginan).

Needs adalah sesuatu yang benar-benar kita butuhkan seperti makan 3 kali sehari. Sedangkan wants sesuatu yang ingin dimiliki seperti makan di sebuah restoran mewah. Mulailah membedakan mana kebutuhan dan keinginan kita, misalnya saat ingin membeli sesuatu pikirkan kembali apakah ini benar dibutuhkan atau hanya sekedar keinginan saja? Dengan membedakan needs dan wants dalam kehidupan kita maka kita dapat mengurangi tingkat konsumsi yang tidak "bermanfaat".

3. Bergaya Sesuai Kemampuan
Caraku dalam berpartisipasi menjaga stabilitas sistem keuangan adalah dengan menanamkan dalam diri untuk bergaya sesuai kemampuan. Sejalan dengan needs vs wants, terkadang yang membuat hidup ini sulit adalah gaya hidup. Seringkali untuk memenuhi tuntutan gaya hidup di zaman milenial, orang-orang memaksakan diri untuk tampil lebih gaya dan sok "ngaya" dan akhirnya menimbun hutang disana sini, padahal itulah yang membuat keuangan semakin tidak stabil.

Hiduplah sesuai dengan kemampuan kita. Hal ini sangat penting, berhenti mengukur kemampuan diri dengan standar hidup orang lain. Menerima diri sendiri akan membuat kita terhindar dari gengsi yang justru menghambat kita untuk sukses. Dan hiduplah dengan sederhana. Tidak perlu ikut-ikutan demi terlihat keren. Membeli barang yang tidak dibutuhkan demi terlihat keren dan menarik. Seperti Kata orang bergayalah sesuai dengan isi dompetmu bukan gengsimu. Dan aku selalu yakin, gengsi tidak akan pernah menjamin masa depanku.

4. Mengurangi Penggunaan Kartu Kredit
Kenapa hal ini sangat penting sekali? Karena bila seseorang mempunyai banyak kartu kredit, lalu tidak bisa membayar dan minimbulkan kredit macet itu akan merusak stabilitas sistem keuangan negara. Oleh karena itu saya sendiri sangat setuju dengan pemerintah yang membatasi penggunaan kartu kredit untuk orang yang berpenghasilan di bawah 10 juta per bulan hanya boleh memiliki kartu kredit paling banyak 2.

Kartu kredit memang tak selamanya buruk, namun juga memiliki banyak manfaat. Oleh karena itu sebagai pengguna hendaknya kita bisa menggunakannya dengan sebijak mungkin agar tidak merusak stabilitas keuangan negara.

5. Mulai Menabung
Caranya adalah dengan manajemen keuangan diri kita sendiri. Kita tidak boleh rakus disaat merasa senang dan berkemudahan pun kita harus menyisakan pendapatan kita untuk kedepan seperti menabung misalnya. Termasuk seorang mahasiswa sepertiku, mulai menyisipkan uang kiriman orangtua sekian persen setiap bulannya ditabungan pribadi.

Kita sebagai masyarakat milenial harus punya persiapan untuk masa buruk. Persiapaan berarti kita harus melakukan anggaran terhadap keuangan kita. Misalnya, kita menyisakan 20 % dari pendapatan untuk masa depan dalam bentuk menabung atau investasi

Cara lainnya yang saya lakukan untuk berpartisipasi menjaga stabilitas sistem keuangan yaitu dengan rajin menyimpan atau menabung uang di bank. Selain aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), cara ini juga merupakan salah satu cara untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

Karena uang yang saya tabung oleh bank dapat dimanfaatkan untuk membantu pihak lain yang membutuhkan. Sistem keuanganlah yang nanti akan menjalankan fungsinya dengan mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada pihak yang mengalami defisit.

Nah, inilah caraku berpartisipasi menjaga stabilitas sistem keuangan. Tidak ada salahnya kita memulai dengan langkah kecil, karena hasil besar selalu dimulai dengan langkah kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun