Mohon tunggu...
Wulandari Febrianti
Wulandari Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - be strong be brave

mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung dan senang musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Lebih Dekat dengan Tokoh Dongeng bersama Para Santri al Hilal 3 Gegerkalong

16 Agustus 2022   23:28 Diperbarui: 16 Agustus 2022   23:33 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pematerian dongeng kepada para santri al Hilal. dokpri

Kehadiran teknologi di dalam kehidupan menjadi sebuah ketergantungan khususnya para generasi milenial. Seperti yang sudah diketahui bahwa media sosial kini menjadi hiburan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Salah satu hal yang dikhawatirkan menghilangnya kebiasaan-kebiasaan lama yang sebenernya sangat bahaya jika ditinggalkan. Seperti  contoh yang sangat relevan dengan keadaan saat ini anak-anak sibuk bermain game di gadget hingga tidak mengetahui cerita-cerita dongeng yang seharusnya itu mampu menjadi pendidikan karakter sang anak dalam masa pertumbuhannya. Untuk mengatasi hal demikian diperlukan kegiatan yang mengajak para anak supaya mengurangi bermain gadget, salah satunya dengan kegiatan yang berkaitan dengan literasi yaitu mengenal lebih dekat dengan dongeng.  

Literasi yang berkaitan dengan topik ini ialah literasi baca-tulis. Literasi baca-tulis merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial (kemendikbud, 2021). Adanya kegiatan literasi ini di harapkan bisa membantu para anak untuk menggali potensi yang ada pada dirinya.

Salah satu upaya untuk meningkatkan literasi anak dengan memperkenalkan dongeng. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dongeng merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh). Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), dongeng melibatkan unsur dan kejadian luar biasa. Biasanya itu mencakup cerita rakyat populer, fabel, dan sebagainya.

Dongeng-dongeng telah menerima perlakuan sastra sejak awal. Dongeng- dongeng sastra telah menemukan jalan mereka kembali ke tradisi lisan. Hal tersebut sekaligus menjadi salah satu upaya kita sebagai generasi milenial untuk tetap melestarikan tradisi lisan yaitu mendongeng. Kegiatan ini menjadi dasar untuk mengajak anak-anak lebih mengenal dekat tentang dongeng  dan meningkatkan literasi dengan memperkenalkannya lebih dalam bagaimana dongeng dan realisasinya.

Pengenalan dongeng dalam tulisan ini diperkenalkan kepada para santri di Pesantren Yatim Al- Hilal 3 Gegerkalong. Pondok Pesantren al Hilal merupakan salah satu pondok pesantren yang dikhususkan untuk santri yatim dan penghafal al-Quran yang didirikan pada tahun 2002. Di awal perkembangannya, Pondok Pesantren al Hilal berdiri sebagai lembaga penyantun anak yatim. Oleh sebab itu, hingga saat ini seluruh santri pesantren al Hilal tidak dipungut biaya. Pada kesempatan ini penulis melakukan pengenalan dongeng kepada teman-teman santri yang pada dasarnya pematerian tersebut tidak diterima di dalam pesantren.

Santri-santri di al Hilal memiliki beberapa pembagian kelas. Pengenalan dongeng ini dilakukan kepada para santri yang sekiranya masih dalam proses pembentukan karakter yakni jenjang Sekolah Dasar. Pada hakikatnya, anak-anak sangat menyukai cerita. Oleh karena itu, penulis mengambil langkah untuk mengajak para santri menyimak suatu cerita dan memperkenalkan tokoh dongeng dalam hal ini ialah dongeng fabel yakni si Kancil dan Kelinci rakus. Si Kancil dan Kelinci rakus memang cukup familiar dengan sifatnya yang nakal. Untuk itu, perlu dibimbing lebih dalam kepada anak-anak terkhusus para santri al Hilal karakter kancil dan kelinci yang bisa dijadikan suatu pembelajaran untuk pendidikan karakter mereka.

Metode yang digunakan ialah dengan mempresentasikan karakter kancil di dunia nyata dan karakter kancil di dunia dongeng. Setelah ditinjau Kancil memiliki dua karakter yang berbeda. Begitu juga dengan tokoh kelinci rakus diantara para teman-temannya. Para santri pun turut memahami dan menyimak dengan baik karena program edukasi yang diberikan melalui audio visual sehingga mereka memiliki ketertarikan untuk menggali rasa keingintahuan mereka tentang tokoh Kancil dan Kelinci. Setelah itu, konsentrasi dan daya ingat mereka dilatih dan ditajamkan dengan kemampuan mereka untuk mengulas dan menerapkan bagaimana perilaku yang baik untuk ditiru dan perilaku tidak baik yang harus dihindarkan. Pada kenyataannya, para santri al Hilal mengikuti pematerian dengan baik dan ada harapan mampu menerapkannya menjadi pembentukan karaker yang baik pula.

-Wulandari Febrianti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun