Mohon tunggu...
Wulandari
Wulandari Mohon Tunggu... Dosen - Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Istri dan Ibu dari 4 orang anak Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Youtube: Wulandari Channel

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kegagalan adalah Kesuksesanmu yang Tertunda

26 November 2019   15:29 Diperbarui: 26 November 2019   15:54 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seorang mahasiswi hari ini mengadu bahwa dia merasa kecewa dan hampir putus asa karena impiannya untuk lulus dalam waktu yang singkat 3.5 tahun untuk strata 1 (S1) harus terhambat untuk sementara waktu karena terhalang proses re-akreditasi jurusan sehingga impiannya untuk melanjutkan Kuliah strata 2 (S2) juga otomatis tertunda karena harus menunggu proses akreditasi jurusan yang sampai sekarang masih blm pasti jadwal visitasinya.

Saya mencoba memotivasi mahasiswi tersebut dengan bercerita bahwa saya pun pernah dalam posisi dia sekarang. Rasa sedih, terpuruk dan kecewa, ketika teman-teman saya yang lain sibuk berkarir, ada yang sudah mengajar di sekolah dan kampus, ada yang kandidat doktor, ada yang menjadi pembicara sukses di berbagai seminar, ada yang melanjutkan studi doktornya ke luar negeri. 

Sementara saya sendiri masih sibuk berkutat di ranah domestik, ngurusin anak, ngurusin suami, bersih-bersih rumah, masak, antar jemput anak, ngurusin online shop dll yang tidak ada sama sekali kaitannya dgn jurusan kuliah saya. 

Saat itu jujur saya merasa kok sia-sia saja ijazah S2 saya kalau ujung-ujungnya hanya sibuk di rumah saja. Seakan-akan impian dan cita-cita saya untuk menjadi dosen PNS pudar sudah karena rutinitas domestik yang tidak pernah ada ujungnya. Bahkan waktu itu ada seorang teman yang menyarankan kepada saya untuk kembali ke khitah mengajar dan berkecimpung di dunia akademisi, karena memang waktu itu saya lebih fokus berjualan dan mengembangkan usaha online shop yang sudah saya rintis sejak tahun 2011.

Namun subhanallah ternyata dugaan saya salah, justru Allah itu maha baik, ketika dengan perlahan semua tanggung jawab saya sebagai ibu, melahirkan, menyusui, mendampingi dan membesarkan anak2 kurang lebih sudah terkondisikan dengan baik. Ternyata Allah menunjukkan kekuasaannya dengan saya lulus diterima sebagai dosen CPNS di IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2018 kemaren di saat limit batas usia pendaftaran yang sebentar lagi expired (hangus). 

Saya bersyukur sekali masa-masa yang sudah berlalu (yang pernah saya pikir sia-sia) ternyata merupakan masa-masa berharga bagi keluarga kami, yang sengaja disiapkan oleh Allah agar saya bisa mendampingi anak-anak saya tumbuh dan berkembang, yang mungkin tidak setiap ibu mengalaminya.

Setelah mendengar cerita dan pengalaman saya, mahasiswi tersebut kelihatan berkaca-kaca dan menangis sambil terus mengusap air matanya yang tak terbendung. Dengan mengangguk-mengangguk tanda setuju, pertanda apa yang saya ceritakan dapat diterima dengan baik. Mahasiswi tersebut pamit dan berterima kasih karena sudah mendapatkan pencerahan dan motivasi sehingga dia bisa lebih optimis dan bersemangat. 

Meskipun saya blm bisa memberikan solusi dan kepastian untuk info perkembangan jadwal akreditasi jurusan untuknya, minimal saya sdh berusaha memotivasinya agar tetap positif thinking terhadap semua takdir yang sudah Allah berikan sambil terus berusaha dan sabar. Sambil menyelipkan pesan untuknya, bahwa apa yang kamu anggap hari ini merupakan hambatan atas cita-citamu, sesungguhnya adalah alasan atas kesuksesanmu nanti. Trust Me..

Anggap saja kegagalan hari ini adalah kesuksesan kita yang tertunda di masa yang akan datang. Karena kita tidak pernah tahu apa hal terbaik yang sudah Allah persiapkan untuk kita di masa yang akan datang. Tugas kita hanyalah berusaha semampu yang kita bisa, terus sabar dan tawakkal.

Apapun profesi kita, entah itu guru, kepala sekolah, dosen, pengusaha, wartawan, ibu rumah tangga. Profesi menjadi ibu rumah tangga merupakan profesi dan jabatan tertinggi yang harus kita syukuri. 

Menjadi ibu rumah tangga itu berat saudaraku, karena tidak ada jadwal istirahat, tidak ada gaji, tidak ada bonus kalau lembur, tapi peran dan tanggung jawabnya besar untuk keberlangsungan hidup seluruh anggota keluarga bahkan dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun